Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Zaskia Gotik vs Fahira Idris

18 Maret 2016   13:39 Diperbarui: 18 Maret 2016   16:46 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Zaskia Gotik (Kompas.com)"][/caption]Miris mendengar pelaporan Zaskia Gotik oleh Fahira Idris dengan aduan penghinaan simbol negara. Artikel ini tidak hendak membela pelecehan lambang negara oleh pelaku industri hiburan. Sepakat bahwa ada tindakan yang sepantasnya. Hanya saja apakah pelaporan dan pasal yang hendak dipakai itu hukuman hingga lima tahun. Patut kita lihat masing-masing profil dan kasus yang membelit.

Pertama, kasus yang ada adalah pelecehan soal lambang negara, Pancasila dan simbol per sila-nya. Jelas bahwa ada kesalahan, pelecehan. Namun apakah memang bangsa ini sudah demikian luhur dalam menghargai simbol negara? Beberapa kali rekan Kompasianer Giens mengupas soal gambar lambang negara yang berbeda-beda, dan pembacanya sedikit sekali. Artinya apa, bahwa penghargaan kita sendiri juga masih perlu ditingkatkan. 

Seorang menteri yang menyanyikan lagu Indonesia Raya tidak hafal, bukan soal bisa menyanyi atau tidak, namun menteri tidak hafal lagu kebangsaan. Kesalahannya justru lebih besar dan berat bagi saya minimal. Lebih luas dan jauh, berapa banyak kasus pelecehan simbol negara oleh pimpinan dewan, petinggi parpol, petinggi negeri ini, mana reaksi yang diberikan? Dalih dan pembenaran demi pembenaran. Maling anggaran juga tidak kalah memalukan dan merendahkan Pancasila dengan amat  parah. Sikap yang diberikan juga masih begitu-begitu saja.

Kedua, Zaskia, siapakah dia ini? Penyanyi yang merangkak dari bawah, dari kafe ke kafe, dan paling penting adalah pendidikan si pelaku ini. Dia hanya berpendidikan lulus sekolah dasar. Bukan hendak membenarkan bahwa dia cuma sekolah dasar, bukan, namun ke mana dewan, senator itu, ada orang yang tidak mengenyam pendidikan dasar ini memperjuangkan perbaikan hidupnya dan mengejar impiannya? Salah, sepakat bahwa dia memang berbuat tidak patut di sana, namun apakah “dosa”-nya itu jauh lebih besar dari maling-maling yang menyatakan nasionalis namun maling. Bersumpah untuk setia kepada Pancasila namun malah mengkhianati Pancasila dengan menista sila-sila yang ada?

Ketiga, Fahira Idris, pascasarjana, senator, anak menteri, tergopoh-gopoh mengatasnamakan negara yang dilecehkan. Apakah dosanya lebih besar daripada bupati yang tertangkap tangan nyabu? Atau kesalahannya lebih hebat daripada ketua MK yang maling dan memutuskan sengketa atas dasar uang yang disetor? Mengapa selama ini diam saja melihat ulah-ulah petinggi demikian? Belum lagi sikapnya dalam berkomunikasi kalau berkaitan dengan Pak Ahok dan Pak Jokowi. Mbah google bisa membantu banyak soal ini kalau  mau tahu apa yang dinyatakan dan dikatakan tidak lebih baik dari candaan sembrono Zaskia.

Catatan, sepakat bahwa pelecehan akan simbol, lambang, dan negara harus diberi sanksi yang tegas. Namun, perlu diingat pula bagaimana banyak orang yang jauh lebih berpendidikan, mampu membaca dan belajar banyak hal, namun sama saja dan kadang lebih buruk namun bisa membela diri dan ngeles jika dituntut, dilengkapi pengacara yang berderet-deret.

Senator itu jauh lebih bijaksana kalau memberikan pendidikan, pendampingan, dan nasihat sebagai seorang ibu, pemimpin, dan tentunya pengayom masyarakat. Bahwa televisi sudah kelewatan iya, mengapa televisi selalu saja menguar kebencian akan presiden, gubernur DKI, dan yang lainnya bisa melenggang, sedang ketika menimpa artis “biasa” langsung responsif.

Bejibun kasus demi kasus yang jauh lebih memalukan dan melecehkan bangsa dan negara ini, ke mana saja selama ini. Terbaru, soal laporan kekayaan ke KPK, itu jauh lebih melecehkan Pancasila, merendahkan lembaga negara, dan sama sekali tidak berbuat.

Sekali lagi, benar dan baik bahwa negara harus dibanggakan, dijunjung tinggi dan dihormati, namun apakah perilaku yang lain juga sudah lebih baik? Candaan tidak sehat dan tidak pantas itu patut diluruskan, namun apakah maling anggaran, tidak pernah datang sidang, mengingkari sumpah jabatan, dan main narkoba, nonton bokep kalau sidang itu melecehkan Pancasila?

Pekerjaan jauh lebih besar dan baik serta mendesak itu banyak bagi senator, eh malah hal yang kecil dan remeh begini diurusi, coba ngurusi soal pendidikan yang tidak memadai sehingga bisa menghasilkan produk yang kurang berkualitas. Pendidikan kita itu masih jauh dari semestinya, perlu pemikiran luar biasa pula, bukan hanya mengurusi yang begituan, apakah juga akan terjadi kalau yang melakukan “artis papan atas” atau pejabat? Soal prostitusi artis juga kog diam saja, lebih merugikan bagi bangsa dan negara mana coba, perilaku itu?

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun