Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Premi BPJS, Perpustakaan DPR, Pemborosan APBN untuk Infrastruktur, dan Kepentingan Rakyat

25 Maret 2016   05:23 Diperbarui: 25 Maret 2016   08:18 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Premi BPJS, Perpustakaan DPR, Pemborosan APBN untuk Infrastruktur, dan Kepentingan Rakyat

Dewan menginginkan proyek mercusuar baru. Setelah mega rencana awal tujuh gedung dicuekin presiden, kali ini lai-lagi datang ide untuk membuat gedung perpustakaan megah paling besar di Asia Tenggara. Menarik adalah di antara kebeutuhan-kebutuhan dan sentimen negatif oal dewan dan anggaran ada ide cemerlang demikian.

BPJS  menaikan premi untuk peserta mandiri. Menarik  adalah, bahwa rencana ini karena persoalan defisit anggaran karena banyaknya anggota yang tidak bayar. Menghukum anggota yang aktif demi memberikan fasilitas kepada anggota nakal lainnya. cara kerja luar biasa dan penyelesaian khas Indonesia.

Salah satu parpol yang pernah paling besar menyatakan bahwa pembeayaan APBN jangan boros-boros untuk pembangunan infrastruktur. Lebih baik untuk memberikan bantuan kepada rakyat dan soal kesejahteraan. Khas Pak Beye yang memanjakan  rakyat dengan aneka subsidi namun lepas sasaran dan dinikmati kelompok-kelompok tertentu.

Rencana tidak pernah mati dari DPR untuk melakukan pembagunan. Kali ini ide yang  tidak pernah mati soal membangun perpustakaan, mercu suara paling besar di Asia Tenggara. Bolehlah kalau memang anggota dewan itu kutu buku, penghasil produk hukum yang jempolan,  cerdas dalam berkomentar, up date informasi kekinian dengan jeli, tajam, cerdas, dan analitis. Namun apa yang ada kita saksikan saja apa yang mereka pertontonkan, khas DPR.

·         Rapat saja malas, apa bisa diharapkan menambah ilmu untuk mengunjungi perpustakaan dan pusat pengetahuan itu? Paling-paling akan mubazir, uang bisa untuk rakyat dan tidak akan dikritik Pak Beye lagi. Lebih mendesak untuk membangun desa, jalan, dan sekolah. Masih banyak yang lebih mendesak dan penting.

·         Kinerja dewan masih minim. Apa yang bisa ditunjukkan  oleh dewan selama ini. pengawasan paling-paling reaktif, panggil panggil kalau ada kejadian. Belum pernah mereka itu punya ide dan inisiatif brilian, selain menyunati KPK saja kerja cepat mereka, lainnya nol besar.

·         Adik kandung dewan, DPD, malah berebut kursi bukan prestasi. Perpustakaan buat apa coba? Sama sekali tidak akan ada yang menginjak, selain jadi museum bisu, sepi, dan merana.

·         Boleh-boleh saja membangun mercusuar, gedung megah, namun urusi dulu pelaku dan gembong narkoba yang sempat tertahan hukuman mati karena kondisi keuangan negara sedang memburuk. Mendesak soal ini daripada gedung yang akan hanya jadi bangunan megah tidak menambah cerdas anggotanya.

·         Jangan heran isu deparpolisasi soal independen di Jakarta juga akan merambah pusat kalau idenya tidak jauh dari uang dan uang saja seperti ini. ini hanya kamuflase dari ide-ide gila sejak awal lalu, soal gedung, klinik, pusat kebugaran, dan lain-lain yang sudah tidak perhatikan presiden saat ketua yang tukang catut lalu membajak presiden.

·         Ide cerdas kog hanya uang dan uang, namun melaporkan harta kekayaan saja malasnya minta ampun. Saatnya berhenti untuk mikir diri sendiri dan kelompok, kapan dewan itu mau membangun negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun