Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nguping, Media Sosial Menunjukkan Kualitas Komunikasi dan Pribadi-Lembaga DPR

21 Juli 2017   05:56 Diperbarui: 21 Juli 2017   18:00 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Entah apa mau memberi nama dan julukan untuk dewan yang katanya terhormat itu. Bagaimana lembaga negara yang memiliki peran penting di dalam tata negara modern ini namun perilakunya memalukan.  "Menuduh" lembaga lain sebagai "tukang nguping"melalui media sosial lagi. Dua kekanak-kanakannya dewan, sebagai lembaga yang mengoperasikan media sosial ini tentunya.

Media Sosial

Tentu sebagai media alternatif untuk menjalin komunikasi, melebarkan sayap untuk pertemanan, bersosialitas, dan memperkenalkan diri atau brand,dan seterusnya. Manfaat yang dipetik adalah adanya jaringan, komunikasi makin intens satu sama lain, saling bertukar informasi dan banyak lainnya. Komunikasi menggunakan media sosial tentu ada jarak. 

Jarak yaitu media itu sendiri. Karena tidak bertatap muka, ada gap yang memang tidak akan interaksi secara langsung, namanya juga maya, apapun bisa terjadi. Semua bisa memiliki interpretasi masing-masing. Diskusi tidak akan terjadi dengan sebagaimana berhadapan muka, karena ada jarak yang tidak terjembatani apapun canggihnya alat itu. Alat itu sendiri saja sudah jarak.

Kedewasaan

Pribadi yang mantab, dewasa, dan bijaksana karena lembaga terhormat tentunya akan menimbang segala sesuatu sebelum menekan tombol enter untuk publish.Apa yang akan terjadi, menyinggung pihak lain tidak, bagaimana penilaian terhadap isi, kualitas, dan keseluruhan apa yang kita tayangkan. Berbeda dengan anak-anak baru gede yang penting eksis, tenar, soal baik buruk, benar salah, menyinggung atau tidak bukan pertimbangan.

Komunikasi antarlembaga, terutama yang sudah matang, dihuni oleh anggota-anggota berkualitas tentunya akan dilakukan dengan dua arah yang setara, saling mendengarkan dan saling mengeluarkan pendapat. Perbedaan persepsi akan diketemukan titik temu ataupun tidak akan disepakati dengan dewasa dan bijaksana.

Kualitas Dewan atau KPK yang Kekanak-kanakan?

Rakyat diberi paparan yang terpampang dengan jelas dan terbuka dengan gamblang siapa yang dewasa dan siapa yang kanak-kanak. Media sosial, meskipun resmi, toh namanya media sosial. Ada ruang untuk dengarpendapat,bahkan pansus dagelan sedang dibuat, eh malah mempermalukan diri dengan postingan di media sosial. Reaksi berlebihan yang dipertontonkan dewan sangat tidak proporsional, lihat bagaimana reaksi KPK bayi kemarin sore yang tetap bekerja tidak terpengaruh oleh ulah bocah tua yang namanya dewan itu.

Media sosial tidak salah, sepanjang saluran itu mampet, lha ini dewan lho, sama lucu, atau maaf goblog yang mengancam mau ada parlemen jalanan beberapa waktu lalu. Ini sangat-sangat bodoh karena mereka itu diberi kuasa oleh UU untuk menjadi lembaga negara kog malah main medsos seperti abg, isinya juga memalukan lagi. Tuduhan yang sangat tidak patut pada lembaga negara lain yang posisinya independen. Penyadapan yang dikatakan nguping juga sangat memalukan, kecuali penyadapan itu bukan bagian hukum, misalnya, anggota dewan menyadap pemerintah, itu nguping.

Pembentukan Opini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun