Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Film Criminal, Fenomena Cakil, dan Sangkaan Cuker

12 Mei 2016   08:35 Diperbarui: 12 Mei 2016   08:59 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Criminal, film yang mengisahkan betapa pusingnya CIA ketika agen yang dipakai untuk membeli seorang pembajak pengaman seluruh akses USA mati terbunuh. Usaha untuk melihat isi otak Bill Pope dengan kemajuan teknologi yang masih belum sempurna, menjadi persoalan pelik. Transfer “otak” itu oleh sang dokter diberikan kepada “target potensialnya seorang yang tidak tahu bedanya baik dan buruk, maka dia tidak bisa dihukum.

Jericho, “obyek” yang hendak dipakai ini sangat brutal, sadis, dan, tidak kenal namanya hukum manusia. Kesadisannya dipertontonkan ketika ia membunuh agen CIA yang hendak “membuangnya”, orang yang tidak tahu apa-apa ia bakar, dengan santainya, sedang ia merokok, dan mengambil mobilnya. Kesadisan dan kebengisannya berlanjut ketika ia meninju orang tanpa basa-basi, menghajar orang yang menghalangi mobil yang ia minta. Gambaran kuat dan liarnya digambarkan saat ia dirantai kedua kaki dan tangan, termasuk lehernya di penjara. Untuk melumpuhkan, ia dibius berkali-kali.

Gambaran lengkap manusia yang tanpa nurani, dan jatuh pada tataran instingtif hewani. Semua berubah ketika “transferan” dari Bill masuk, dan mengetahui anak dan istri Bill. Ia tetap beringas, namun mulai mendapatkan sisi hati, ia “jatuh cinta” pada janda Bill, yang membuatnya mati-matian mengejar mafia yang membeli data yang dijual peretas yang bernama Belanda. Pengorbanan tidak kenal lelah dan sakit, bahkan mengubah arah rudal yang meledakkan mafia yang membelinya.

Kecerdasan untuk mengubah arah orbit, mengorbankan diri bahkan melawan kepala CIA, dan dengan berdarah-darah mengejar mafia menunjukkan sisi positif dan hati. Manusia tidak ada yang tidak memiliki nurani, sikap yang ada yang penting untuk memicu perubahan.

Cakil. Fenomena akun baru datang dan menggebrak jagad K, baru tiga hari setiap artikelnya ngehits dan langusng nangkring di NT, entah karena lompatan Cakil entah karena orang lama yang buat kloningan, entah alasan apa, yang jelas artikelnya ringan dan menghibur. Tidak heran sudah ada beberapa komentar dan artikel yang dibuat khusus untuk menyambut kelahiran Cakil. Peran mendasar cakil adalah alat untuk ksatria menjadi diri sejatinya. Keberadaan Cakil untuk mendukung keberadaan ksatria, membunuh Cakil agar tetap eksis sebagai “pahlawan”.

Beberapa orang menyangka Cakil adalah K-ner lama mengira si A, si B, si C, dan sebagainya, yang jelas ia Cakil. Penghiburan di antara hiruk pikuk soal adanya akun lama bersaling rupa dan soal politik pilkada, kehadiran Cakil cukup meredakan. Di sana bisa kedua kubu yang saling tunjuk dan tonjol bisa saling becanda. Apakah Cakil perlu membuka helmnya dan mengungkap siapa jati dirinya? Itu bukan yang utama, yang penting adalah isi atas artikelnya. Apakah artikel harus sesuai dengan jati diri penulisnya? Tergantung, jika hanya untuk ramai-ramai, bolehlah, apalagi tidak melanggar hukum, tidak merugikan pihak lain, apalagi membuat pertikaian.

Cuker,saya tidak akan masuk di ranah ini, sudah ramai didiskusikan, dan itu cukup sudah. Bahwa ada harapan Cakil menggantikan Cuker, bolehlah sepanjang menggantikan keriuhan yang kadang tidak ada habis-habisnya.

Tiga C yang menghibur, Criminal, Cakil, dan Cuker. Manusia itu tidak ada yang benar-benar mati nuraninya, apalagi ketika mendapatkan sentuhan cinta. Mengapa tersesat, karena hukuman dan permusuhan yang berlebihan membawanya dalam keringnya jurang paling dalam ketersesatan. Hiburan di jagad K, untuk saling berkomunikasi dan berbagi, ada misteri ada perselisihan, dan ada kemanusiaan di sana. Intinya adalah kebersamaan, soal pelanggaran hukum ada pihak yang bertanggung jawab untuk itu dan klarifikasi yang berwenang sangat mendasar, agar kecurigaan bukan menjadi alat kebersamaan. Kebersamaan dengan kepercayaan.

Bro Cuker, dan Kang Cakil maaf namanya dicatut untuk artikel ini, bukan untuk apa-apa, namun sebagai sarana pembelajaran saya pribadi. Salam spesial untuk panjenengan berdua.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun