Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukti Tidak Langsung Pernyataan Fredy Budiman Bisa Dipercaya

30 Juli 2016   11:31 Diperbarui: 30 Juli 2016   12:23 2160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kali ini saya lebih percaya pernyataan almarhum Fredy Budiman. Memang akan sulit membuktikan kebenarannya karena satu pihak telah meninggal. Saya percaya dengan beberapa argumen yang tersaji dari media, jadi soal akurasi dan obyektivitas masih belum sekaliber yang seharusnya. Namun patut dicermati fenomena seperti ini banyak terjadi, kasus Gayus, kasus suap penerimaan TNI-Polri, suap di sana-sini, pasti akan ada dua jawaban dan versi standart yang ada, pihak lembaga negara membantah, paling banter pejabat dipindah, kadang malah promosi, dan korban pelaku sebelah berteriak-teriak di padang gurun dan terlupakan.

Artikel ini bukan mau menguak luka lama terutama bagi keluarga korban namun bahwa negara tidak boleh abai akan kejadian ini. Pembelaan pada korban patut mendapat apresiasi, pelaksanaan hukuman mati layak didukung, namun bahwa perilaku peradilan yang buruk tidak boleh diabaikan dan dianggap angin lalu. Bukti dan fakta yang selama ini hanya menjadi angin berbau yang tidak bisa ditangkap perlu kerja keras untuk menguak apa yang sejatinya ada di sana.

Pertama, geger pengakuan ada pesta seks di lapas.Tindakan apa yang dilakukan saat itu? Media ribut, semua mengadakan analisis dan macam-macam komentar, dan diam tanpa ada penyelesaian. Kalapas membantah, pelaku mengakui, dan kalapas dicopot. Usai tanpa ada perbaikan, apakah tidak bisa dicurigai uang telah menutup mulut seluruh yang terlibat?

Kedua, produksi di lapas.Bahan baku yang bermacam-macam, ada alat pemanas tentu bahan bakar, alat-alat laboratorium kimia lebih banyak berbahan glass, berarti tidak bisa sesederhana lima butir il dikantongi dan lolos dari pemeriksa. Toh tidak pernah ada laporan yang mengaku melihat, apa berlebihan jika uang menutup mata dan mulut?

Ketiga, hasil produksi dibawa ke mana?Kalau untuk dijual ke dalam saja sangat tidak mungkin, malah mereka mati OD semua, berarti dibawa keluar. Hasil begitu banyak bisa lolos dari cctv, pengawasan cctv buatan Tuhan, dan apakah lagi-lagi bukan uang yang menutup mata dan mulut yang menyaksikan itu?

Keempat, Komjend Budi W mengatakan 75% peredaran dari lapas,mengapa bisa seleluasa seperti ini? Apakah hanya salah si narapidana? Tentu bukan, mereka jadi sapi perah yang susunya diambil dan mereka diberi hukuman terus menerus. Sepakat bahwa mereka dihukum, namun tentu tidak boleh juga ada orang yang berpesta di atas jasadnya.

Kelima, pemakaian dari semua kalangan, banyak pelaku, korban, dan penegak hukum ini saling berkaitan.Tidak bisa dipungkiri, kepolisian, kejaksaan, kehakiman, dan penegak hukum lainnya adalah pemakai. Hal ini tidak berlebihan kalau mereka bisa berubah posisi awalnya hanya pemakai kemudian menjadi pedagang atau pelindung.

Keenam, beberapa kali ada tangkap tangan penegak hukum yang memang menjadi pelindung.Bisa saja bukan jaringan Fredy B namun bahwa hal itu bisa terjadi oleh pedagang yang jauh lebih besar. Praduga bersalah bisa diterapkan dengan melihat profil dan gaya hidup aparat penegak hukum.

Ketujuh, penemuan dengan penyamaran Ombusdman, bahwa pertama kali bertemu telah diajak kerjasama oleh pegawai di sana, entah apa namanya, hal ini bukan tidak mungkin bahwa pedagang narkoba telah hapal jalurnya dan bisa mengatur pasal yang mau dipakai. Fokus selama ini korupsi dari pihak peradilan, belum menyentuh siapa saja yang bermain. Apakah tidak mengerikan jika bandar mengorbankan orang untuk mati dan dia bisa bebas karena uang.

Negara perlu kerja keras, tegas, dan tidak tebang pilih untuk menyelesaikan sengkarut kasus narkoba ini. Beberapa indikasi bisa dilakukan untuk pembersihan, kembali azas praduga tak bersalah sering dipakai untuk menyembunyikan kejahatan.

Profil dan gaya hidup penegak hukum, peradilan, sipir, dan kolega,mungkin  berlebihan dan terkesan tidak manusiawi, namun layak diterapkan terutama yang pernah menangani, menjadi penjaga, atau pengawal dari orang-orang yang potensial seperti aalmarhu Fredy B, Gayus, Nazar, dan orang-orang berduit yang sangat rentan dipalak dan suka rela juga setor. Gaji mereka berapa dan mengapa bisa memiliki banyak kemewahan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun