Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agus dan Ibas Mencoba Melihat Pendidikan Ibu Any Yudhoyono

7 Oktober 2016   10:50 Diperbarui: 7 Oktober 2016   10:59 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat hasil didikan itu dari produk atau kepribadian anak-anaknya. Memang tidak sepenuhnya benar dan tepat, karena lingkungan juga memiliki peran. Anak juga memiliki kebebasan sepenuhnya untuk memilih dan mempunyai kepribadian yang dirasanya baik dan benar.

Dulu, saat Ibas saja yang diberitakan, dikenal publik sebagai anggota dewan, dan kehidupannya menjadi santapan publik, masih belum sepenuhnya terbaca peran Bu Any dalam kepribadian Ibas. Beberapa hari Agus mulai dikulik publik soal pencagubannya dan reaksi Bu Any yang kembali bersikap reaktif menjawab kalimat Ruhut, paling tidak terlihat apa yang terjadi di masa kecil mereka berdua.

Hal-hal berikut bisa dimengerti sebagai buah anak tentara dalam arti perwira tinggi, bersuami dan keluarga juga tentara, dunia militer yang ketat, sangat wajar melahirkan pola didikan demikian. Jangan harap akan lahir Teto sebagaiamana anak kolong gambaran Rm. Mangunwijaya dalam Burun-Burung Manyar. Anak perwira keturunan Belanda, ibu kraton dan Bapak Belanda, yang seenaknya saja main lumpur dengan anak prajurit, masuk sawah hingga belepotan, dan ketika menjadi perwira pun berani membangkang demi keinginan memenuhi hasrat cinta kasih pada “sang adik angkat.” Gambaran anak kolong yang mbeling.

Protektif.Gambaran ini saya simpulkan berkali uang ketika Bu Any secara berlebihan menjawab soal baju lengan panjang Ibas, kemarin diulangi kala menjawab Ruhut mengenai pencalonan Agus. Wajar sebagai ibu melindungi anak-anaknya demikian, namun ini sudah dewasa lho, bahkan sudah berkeluarga. Tidak heran Ibas sering salah bicara dan bersikap. Efek perlindungan berlebihan membuat anak takut bersikap.

Gambaran anak manis dan ideal.Ini pun sangat manusiawi, sebagai ibu pimpinan, komandan, dan tentu jadi panutan. Mempola anak-anak bersikap manis, tertib, dan manis adalah gambaran yang sangat wajar dan manusiawi sebagai seorang ibu. Eksesnya, gambaran soal gaya hidup Ibas yang aneh-aneh, meskipun sebatas isu, soal suka dugem, tatooan, dan sejenisnya, sikap melawan yang tidak bisa dilakukan secara langsung akan dikompensasikan ketika lepas dari pengawasan dan pengamatan langsung. Agus yang lebih bisa berdamai dan memilih untuk mengikuti pola dan alur yang diciptakan, tidak aneh ketika kehidupan Agus relatif lebih aman dan baik dari sisi kulikan media karena memang wajar-wajar saja dan lurus.

Rapi teratur,gambaran anak kolong yang bisa main seenaknya susah bisa ditemukan dalam keluarga Pak Beye dan Bu Any. Kemungkinan sangat kecil membiarkan Agus dan Ibas lari-lari di sawah luar asrama untuk main layangan atau mengejar capung. Pulang sekolah, cuci kaki, makan, baca buku, ngaji, dan begitu taat akan jadwal yang ada. Ini bisa dilihat pola hidup Pak Beye yang jalan, senyum, dan menggerakkan badan saja seperti terhitung mekanis begitu. Hal ini tidak akan lepas diterapkan dalam diri keluarganya. Ini bukan soal militer, tapi soal pilihan, lihat gaya bebas Jenderal Gatot Panglima TNI itu, beda, ada kebebasan yang wajar, meski tidak akan pernah ditemui ngakakseperti model Roy Suryo.

Tidak boleh salah,beberapa hal di atas jelas tidak memungkinkan adanya toleransi untuk berbuat salah. Kesalahan seperti malaikat. Tidak heran ketika Agus mengatakan IP 4. Sangat mungkin  dalam keluarga yang menerapkan aturan ketat begitu. Namun sisi lain jelas tidak bisa diperoleh kebebasan berekspresi sangat sedikit. Coba apa bisa mereka diajak untuk main stand up,sangat susah, karena itu bukan gambaran sempurna kehidupan.

Kontrol ketat.Kontrol ketat memang kadang dibutuhkan, namun perlu pula untuk memberikan mereka kebebasan. Apa yang ditampilkan Pak Beye dan Bu Any menanti di finish pas lari adalah salah satu kontrol yang masih terbawa ternyata. Artinya apa? Menyaksikan bahwa anaknya melakukan dengan baik apa yang sudah dilakukan penuh perencanaan itu. Hal ini diperkuat bagaimana Pak Beye  mengontrol Demokrat.

Ibas jadi Korban.

Melihat beberapa hal yang terpampang, Ibas kalah oleh Agus. Secara sadar atau tidak, menurut prediksi saya, waktu kecil, Ibas sering dinasihati, lihat kakak itu, nurut, nilai baik, dan kebetulan fisikpun kalah. Perlawanan bisa dengan diam mengikuti sehingga menyetujui apa saja kata orang tua. Gambaran  anak manis, sering dipuji, dan menjadi pameran di kalangan kolega. Sikap bertolak belakang akan membuat malu dengan sikap diamnya. Bisa berperilaku yang paling tidak disukai oleh orang tuanya, misalnya yang nilainya dituntut tinggi, ia pilih rendah, namun punya teman banyak misalnya.

Hal-hal itu sebenarnya bukan kesalahan namun anak menjadi korban memang. Tidak ada yang salah, namun tidak tepat di dalam mendidik anak. Artikel ini sebatas pengamatan atas pemberitaan media, bukan juga karena pengalaman sebagai orang tua, namun pengalaman sebagai anak. Tidak pula  berdasar psikologi, karena memang bukan psikolog, semata melihat apa yang ada di media. Bisa saja pas, bisa pula tidak tepat.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun