Benarkah Kata AHY, Negara Tidak Baik-baik saja?
Beberapa waktu lalu, salah satu kandidat yang akan ikut dalam gelaran pilpres mengatakan, negara tidak baik-baik saja. AHY menyatakan itu dengan gagah berani, berapi-api, dan yakin keadaan demikian adanya. Disambung dengan pernyataan politik bahwa Anies Baswedan jika jadi presiden akan menanggung utang negara yang sangat besar.
Hal yang lumrah, normal, wajar, dan biasa sebagai sebuah orasi politik. Namanya juga jualan, sangat wajar pilihan dan pernyataan demikian. Mau mendapatkan simpati yang besar dari publik.
Nah apakah benar keadaan tidak baik-baik saja?
Pertama, faktual. Kondisi Lebaran kemarin, usai sekian lama pandemi, jalan-jalan ramai, bahkan beberapa titik jalan tol macet. Sudah dibuat satu jalur baik mudik atau balik, masih juga tidak muat. Kendaraan pribadi jauh lebih banyak dari pada bis yang mengantar pemudik menuju daerah masing-masing. Apa kondisi begini ini tidak baik-baik saja?
Beberapa saat mendatang akan ada pertunjukan akbar kelas dunia. Ada  pertandingan persahabatan Indonesia dengan Argentina, dan kedatangan untuk konser  musik Coldplay. Keduanya dengan tiket yang tidak murah. Dalam waktu sekejab semua terjual, mau tanding dengan Messi dkk atau nonton pertunjukan musik.
Jika itu biasa-biasa saja, negara tidak baik-baik saja mosok bisa membeli tiket dengan harga begitu tinggi. Bisa jadi tidak akan secepat itu penjualan tiketnya. Toh tidak demikian yang terjadi. Penjualan yang cepat  itu tanda bahwa negara baik-baik saja.
Keberanian juara dunia terbaru, Argentina dengan pemain terbaik dunia Messi datang itu jelas memberikan bukti negara ini sangat baik. Pun Coldplay mau main di negara ini karena keadaan bangsa ini sangat baik. Mereka tidak akan mengambil risiko datang jika keadaan tidak baik-baik saja.
Masalah utang. Kemarin ada pembicaraan bagaimana selama SBY memimpin 10 tahun kekayaan negara naik 3000 trilyun, dan sepanjang Presiden Jokowi menjabat, ingat belum ada satu dasawarsa, negara ini memiliki kekayaan mencapai 11 ribu trilyun. Hampir empat kali lipat, padahal masih ada kurang lebih satu tahun menjabat. Bisa jadi nanti sepuluh tahun genap lebih dari empat kali lipat apa yang SBY capai.
Indikasi apa dari sana? Pengelolaan keuangan yang sehat, baik, dan terkontrol dengan semestinya. Toh pembangunan masif di saentero Nusantara. Â Tengok saja di sekeliling atau lingkungan masing-masing, bagaimana pembangunan tiap tahun selalu ada. Perbaikan jalan, memperindah taman atau gapura, pokoknya ada saja. Padahal dulu-dulu perbaikan ini dan itu bisa bertahun-tahun tidak terjadi.
