Pemanggilan Johnny Plate Pas Hari Pers, Molitik?
Di tengah isu penurunan angka indek  penanganan korupsi, sinergi Kejagung, KPK, dan Polri sangat diperlukan. Keroyokan dari ketiga lembaga itu yang akan mampu menjadikan keadaan korupsi di Indonesia bisa diminimalisasi. Mirisnya, kadang menjadi tanda tanya, ketika kasus yang banyak disorot publik namun lamban, ada yang begitu cepat, namun ada yang aneh. Pemeriksaan Johnny Plate pas Hari Pers  ini cukup aneh.
Hari Pers itu puncak acara, di mana Johnny Plate penanggung jawab atas keberadaan pers di negeri ini. Toh setiap hari-hari spesial, Kemerdekaan, Natal, Idulfitri, dan hari besar lainnya para napi mendapatkan remisi. Sedang ada pesta kemeriahan, mendapatkan hadiah. Itu patut.
Johnny Plate toh masih sebatas saksi, bukan tersangka, apalagi terdakwa. Jadwal pas hari di mana kantornya sedang berpesta, merayakan kegembiraan, dan kebahagiaan, kog sangat tidak patut mengundang untuk diperiksa. Kan masih banyak waktu lain.
Ingat, ini bukan soal membela atau memberikan oksigen pada aksi dan tindakan koruptif, namun alangkah lebih bijak, menangani kejahatan, apalagi masih sekelas saksi itu dengan bijaksana dan tepat guna.
Jangan sampai maunya memberantas kejahatan namun demi kepentingan lain yang sama jahatnya. Tidak ada bedanya di muka hukum itu benar, bahkan harus, namun apakah demikian adanya selama ini?
Lihat saja tekanan publik bisa membuat orang dipidana, dan pada posisi lain tekanan massa juga bisa membebaskan orang yang harusnya dipidana juga. Artinya apa? Â Masih ada upaya di luar hukum yang masih bisa mengintervensi hukum. Padahal konon hukum adalah panglima bernegara.
Jangan sampai meminta penundaan pemeriksaan karena hal yang sangat baik dan penting, namun dijadikan dalih bahwa tidak kooperatif. Hal yang sangat berbeda tentu saja. Â Boleh dan sangat mungkin bukan bahwa publik menilai ada muatan politis di tengah pemanggilan pas Hari Pers. Â
Pilihan sulit bagi Johnny Plate di antara dua pilihan itu. Satu koorperatif penegakan hukum, satunya berbahagia bersama insan pers. Tentu 9 Februari itu sangat spesial bagi Kominfo dan jajarannya.
Penghormatan dan penghargaan antarlembaga negara itu juga penting dan baik. Saling menghormati, respek, bekerja sama, bukan malah saling arogan dan merendahkan satu sama lain.
Terima kasih
Susy Haryawan
Â
