Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjar SDM Berintegritas dan Calon Presiden Penerus Jokowi

16 Desember 2022   13:23 Diperbarui: 16 Desember 2022   13:29 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar: Antaranews.com

Ganjar, SDM Berintegritas, dan Calon Presiden Penerus Jokowi

Beberapa waktu ini, media melaporkan bagaimana Ganjar Pranowo sukses menekan angka korupsi, pungli, dan gratifikasi di Jawa Tengah. Apakah ini klaim Ganjar semata? Tidak. Karena berangkat dari penghargaan dari KPK yang diberikan kepada Gubernur Jawa Tengah.

Dalam sebuah pemberitaan media arus utama, silakan cek saja dengan tag ganjar, sdm berintegritas, korupsi, dan gratifikasi akan dengan mudah ditemukan. Pemberitaan media arus utama, penghargaan dari lembaga resmi negara, dan memang faktanya juga ada.

Sangat menarik, pernah menyaksikan sebuah video, di mana Ganjar mengisi kuliah umum di sebuah universitas mengenai korupsi. Ia mengatakan, dalam bulan pertama menjabat gubernur ada pejabat yang memberikan amplop. Konon itu adalah "jatah" gubernur. Ia menolak itu dan mengatakan, mau diterima dan dibawa ke KPK.

Contoh kedua, ketika pejabat di bawahnya mengajukan mobil dinas yang termasuk kategori mewah, ia mempersilakan mereka, para bawahan jika memang mau menganggarkan. Tetapi ia sendiri tetap memilih kendaraan dinas yang lama.  Contoh dan sekaligus tantangan untuk jajaran di bawahnya.

Awal-awal menjabat, Ganjar juga memposting video, di mana si rambut putih itu menangkap tangan sopir yang sedang memberikan "upeti' kepada petugas jembatan timbang. Hal-hal begituan itu sudah terjadi bertahun-tahun, bahkan mungkin sampai hari ini masih terjadi di daerah lain.

Estafet Jabatan Presiden

Menarik, ketika awal menjabat Jokowi mencanangkan revolusi mental. Bagaimana hal itu belum sepenuhnya terasakan. Apalagi dalam hal kedisiplinan, korupsi, dan juga sikap mental birokrasi. Masih terlalu jauh, benar sudah banyak perbaikan dalam layanan publik oleh aparatur negara.

Toh itu semua belum cukup. Lihat saja berapa menteri dan pejabat kepala daerah yang sudah masuk bui. Belum lagi yang banyak narasi mempermainkan anggaran. Terakhir dan masih hangat tentu saja OTT di Surabaya yang menjerat pimpinan DPRD I Jawa Timur.

Seolah tidak ada matinya pelaku korupsi ini. Yang terkena      jerat KPK sekadar apes, jadi mau maling, ngerampok, atau ngegarong, mereka tidak was-was. Seolah kayak anak sekolah dasar menjawab pilihan ganda dengan menghitung kancing baju.

Mengapa bisa demikian? Lihat saja   penegakan hukum dan peradilan. Ada hakim MA yang kena cokok karena korupsi juga. Wajar ketika banyak kecurigaan, mengapa diskonan banyak terjadi saat banding, baik pelaku korupsi atau terorisme. Miris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun