Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[Serial Pilpres 24] Jokowi Masih Magnet Politik, Ganjar Tetap PDI-Perjuangan

2 November 2022   09:13 Diperbarui: 2 November 2022   09:21 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi-Ganjar PDI-P: Kompas.com

[Serial Pilpres 24] Jokowi Masih Magnet, Ganjar Tetap  PDI-Perjuangan

Makin panas tensi perpolitikan. Padahal masih dua tahun lagi pilpres berlangsung. Kubu oposan dan pihak yang ngebet menggusur Jokowi sudah cukup lama menggunakan berbagai isu untuk menurunkannya dari kursi presiden.

Menjelang 24,  jelas ini pihak yang berseberangan, maunya PDI-Perjuangan panas dan relasi mereka retak. Isu yang dipakai adalah Jokowi bersama Ganjar mau mengudeta Megawati. Cukup aneh, mereka malah yang ngebet untuk Puan maju, ketika respon tidak sesuai perkiraan mereka membuat narasi baru

Khas banget ini pelakunya mereka-mereka. Main di medsos, akun banyak isu identik, jadi hanya akun-akun pendengung. Mirisnya mereka mbok kreatif sedikit dengan mengubah isi kan sederhana. Memang kerjanya hanya segitu. Ironisnya selalu menggunakan politik dan kampanye hitam.

Dua narasi yang dibesar-besarkan akhir-akhir ini oleh pihak yang sejatinya mau merusak nama baik Ganjar dan Jokowi dengan menggunakan dan atas nama organ relawannya Ganjar atau Jokowi.

Pertama, pelaporan ke KPK mengenai Puan menerima dana KTP-el. Aneh dan ajaib jika ini pendukung Ganjar namun juga menyerang Puan. Apalagi KTP-el jauh lebih kenceng menyasar Ganjar dari pada Puan.

Narasi yang ada memperlihatkan  bagaimana dan siapa yang bermain. Malah cenderung oposan yang berseberangan namun menggunakan nama Ganjar. Sama juga yang mendorong-dorong Puan maju pilpres. Mereka berpikir dengan demikian sangat mudah memenangkan calon yang mereka gadang-gadang dan harapkan.

Identik dengan pihak yang memanas-manasi soal teguran untuk Ganjar, namun Puan tidak ada tindakan apapun. Sikap yang mau dicapai mereka adalah, pendukung Ganjar menjadi panas, meradang, dan meninggalkan PDI-Perjuangan. Mereka berharap mendapatkan limpahan pihak-pihak yang kecewa.

Kedua. Jokowi mengudeta jabatan ketua umum PDI Perjuangan. Lha aneh dan lucu. Apa coba urgensinya menjadi ketua umum partai bagi seorang Jokowi. Jauh lebih enak dan elok kembali pada masa lalunya menjadi pengusaha. Jelas di belakang layar. Di depan bisa menjadi pelaku aksi sosial di mana-mana.

Siapa sih yang mendapatkan keuntungan menjadi ketua umum partai kecuali SBY dan AHY? Tanya saja Hary Tanu, Wiranto, atau Prabowo.  Apalagi      untuk Jokowi yang sudah pernah menjadi presiden dengan prestasi, bukan sensasi apalagi kudeta partai.

Nama Jokowi masih menjadi magnet gede untuk menjadi perhatian publik. Sayang yang dipakai car-cara kotor yang sudah tidak zaman lagi sebenarnya dipakai. Ini era modern, terbuka, digital, namun masih memainkan cara kolonial dan manual yang memalukan.

Masih cukup panjang dan akan terus begitu selama ada salah satu kandidat yang memang berkelindang dengan pihak-pihak yang hanya memiliki cara buruk dan busuk itu ikut dalam kompetisi. KPU hendaknya memiliki cara yang jitu untuk mengatasi ini.

Kampanye hitam sudah bukan lagi waktunya bagi demokrasi Indonesia. Negara yang sedang menuju pada kejayaan jangan sampai dipegang oleh pecundang yang menang dengan cara curang.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun