Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bechi-Jombang, SMA SPI, ATC, dan Penegakkan Hukum

8 Juli 2022   13:28 Diperbarui: 8 Juli 2022   13:29 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bechi-Jombang, SMA SPI, ATC, dan Penegakkan Hukum

Menarik apa yang tersaji hari-hari ini dalam bidang penegakkan hukum. Begitu susahnya untuk tertib hukum, ikuti proses, dan bagaimana hukum bisa terkelabui karena terminologi agama. Padahal, sejatinya agama tidak akan bertentangan dengan ekstrem hukum positif.

Salah satu media, entah apa maksudnya begitu gencar membuat berita dengan judul-judul yang sangat sarkas dan tendensius. ...ketek bapaknya, ...DPO cabul, ..tampang pelaku cabul... Pilihan dan   diksi yang sangat kasar bukan sekadar keras.

Sisi lain, kisah SMA  Selamat Pagi Indonesia mereka sangat senyap. Tidak ada pemberitaan apalagi judul provokatif dan sarkas begitu.  Miris perilaku media seperti ini, belum lagi ketika bicara mengenai perlakuan hukumnya.

Masih dalam waktu yang berdekatan, terungkap bagaimana lembaga ACT yang bergerak dalam bidang filantropi ternyata menggaji pendiri dan penanggungjawabnya sangat luar biasa besar. Secara  hukum nasional dan hukum agama, jumlah sumbangan yang dipakai untuk pengelolanya terlalu besar. Artinya ada penyelewengan terbuka.

Penegakkan hukum menjadi susah karena beberapa hal di bawah ini;

Menggunakan terminologi agama, istilah keagamaan, dan tekanan massa karena alasan di depan. Agama, afiliasi politik, dan nuansa kebencian dipakai oleh sekelompok orang untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan kelompoknya.

Atas nama agama, padahal perilaku beragama sebagian pihak, terus berlindung di sana dengan dalih polisi, pemerintah antiagama, antiulama, dan seterusnya. Padahal sama sekali tidak ada dasar dan alasan yang masuk akal.

Akal-akalan pemain politik dan ideolog  yang memang mau menguasai negeri ini demi kepentingan mereka sendiri. Tidak peduli negara dan bangsa ini rusak yang penting kekuasaan dan ketenaran kelompok mereka sendiri.

Pembiaran. Ada pemimpin yang penting adalah  nama harumnya, sehingga tidak peduli dengan aksi dan tindakan pelanggar hukum dan bahkan mau mengganti dasar negara sekalipun. Yang penting adalah nama dia baik, tidak mendapatkan perlawanan, menjadikan siapapun kawan, bukan musuh, tanpa mau tahu soal benar atau salah.

Politik identitas yang pernah sukses dan menjadi satu-satunya andalan politikus minim prestasi membuat keadaan ini sangat subur. Pengulangan karena memang tidak pernah bisa memberikan bukti prestasi. Alasan ini yang membuat penegakkan hukum sangat  lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun