Mafia, kesehatan dan segala hal ikhwal bisnis yang sangat menggiurkan. Bagaimana uang beredar demikian tinggi. Keadaan membaik dan rakyat patuh bisa menjadi bencana bagi mereka yang mengeruk keuntungan dari bidang ini.
Politikus. Ini jelas terlihat dari mana pergerakannya. Mereka menciptakan isu, narasi, dan ketidakpercayaan pada pemerintah sehingga penanganan pandemi gagal dan siapa tahu bisa mengambil alih kekuasaan.
Isunya gampang diterka, ketika ujungnya ganti Jokowi, pandemi tidak teratasi, padahal apresiasi dari dunia internasional mengalir terus. Salah satunya Indonesia pada level 1 untuk kunjungan dari Amerika Serikat, bandingkan Malaysia yang ada pada posisi level 4.
Agama. Mabuk, bagaimana mereka yang malah memprovokasi atas nama iman melawan pemerintah mengenai kegiatan, kumpul-kumpul, dan juga vaksin. Padahal, mereka ini sejatinya memiliki peran krusial.
Senada dengan hal ini, Kominfo meminta humas melibatkan tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama untuk menjadi corong pemerintah dalam memberikan sosialisasi dan penekanan pada masyarakat agar jangan kendor atas protokol kesehatan.
Masalah baru sangat mungkin timbul karena banyak pihak yang sudah merasa abai, alasan jenuh dan bosan kemudian ngider ke mana-mana. Kondisi capek, letih, dan drop, virus sangat mungkin mampir. Ini sangat terbuka.
Merasa vaksin adalah segalanya, kemudian selain ngider juga enggan mengenakan masker dan menerapkan protokol kesehatan. Padahal fungsi dan tujuan vaksin bukan demikian. Jangan merasa tidak akan apa-apa karena sudah bervaksin.
Beberapa kasus usai divaksin baru mengalami gejala-gejala covid, memang tidak separah jika belum vaksin, namun aktivitas bisa berbahaya jika abai karena merasa sudah vaksin.
Kondisi melandai seperti ini bisa banyak kemungkinan terjadi. Jangan abai dan merasa sudah aman. Jangan kemudian kita malah menjadi agen yang menyebarkan  virus yang sudah mulai jinak ini. karakteristiknya masing-masing pribadi sangat mungkin berbeda. Tidak bisa menyamakan seperti orang lapar makan dan kemudian kenyang dan sembuh.
Lebih baik antisipasi dan jaga diri dari pada lebih repot dan lebih panjang kehidupan yang terbatas ini. Sabar sebentar untuk bisa mendapatkan kebebasan yang lebih besar, nampaknya perlu dijadikan pedoman.
Perlu kesadaran kolektif, kerendahan hati, dan mau menjaga diri dan sesama. Jika semua melakukan demikian, tidak malah kemudian menjadi sombong dan merasa lebih tahu, apalagi malah memfitnah dan memplekotho Tuhan, sih taat prokes.