Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa Salah AHY Memberikan Penghargaan pada SBY, Ani, dan Ibas?

12 September 2021   15:17 Diperbarui: 12 September 2021   15:22 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas.com

Apa yang harusnya dilakukan adalah, membenahi internal partai agar bisa berdaya di hadapan pemilih. Bagaimana mereka hadir dan bisa dirasakan oleh rakyat keberadaan mereka. Ingat, zaman makin modern, media informasi begitu masif. Cara-cara berpolitik kuno sudah ketinggalan zaman.

Memusuhi namun juga sekaligus menggunakan jasa influenser, ketika berseberangan namanya buzzer, ini adalah sebuah cara kerja yang cacat. Munafik yang digembar-gemborkan. Hal yang wajar mengiklankan diri dan sebuah partai politik. Apa salahnya sih?

Menjadi persoalan adalah membolak-balikan fakta dan kondisi yang ada. Ini jelas penyesatan. Tidak berprestasi namun memaksakan prestasi yang ada. Atau meniadakan prestasi pihak lain.

Lebih pas dan pokok adalah mengembangkan apa yang dimiliki dengan cara yang elegan. Sedikit tapi diyakini sebagai hal yang besar, dan terus didengungkan, sehingga beneran menjadi besar. Ini yang perlu dilakukan.

Prestasi Demokrat banyak kog. Tidak perlu minder dan malah maunya merendahkan pemerintah sekarang. Ini salah.  Membesarkan diri dengan apa yang ada jauh lebih baik dari pada merendahkan pihak lain demi meninggikan diri. Cara kuno yang sudah harus ditinggalkan. Ini AHY anak muda kog, bukan generasi tua.

Apa yang terjadi, malah seolah menjelaskan, bahwa karpet merah, pemberian jabatan ketua umum itu benar adanya. Sayang kapasitas AHY sendiri malah kalah oleh bayang-bayang masa lalu gemilang yang sangat mungkin palsu.

Belum lagi, jika bicara mengenai maling berdasi ala Demokrat. Mereka masih terlalu belepotan dengan noda ini. Susah lepas dan  tidak ada upaya cukup masif melepaskan diri dari stigma demikian.

Persoalan partai dinasti juga tidak serta merta ditepiskan, malah seolah diperjelas dengan penghargaan ini. Sayang, potensi  melayang karena pengelolaan yang asal bapak senang.

Jangan salahkan partai lain, atau pribadi lain, apalagi Jokowi, jika Demokrat makin terjerat dan makin mundur. Pengelolaan yang feodal dan kuno membuat orang enggan melirik.

Masih ada waktu jika mau berubah dan berbenah. AHY pernah kog mampu menjalin komunikasi politik dengan bagus, kepada Megawati dan juga Puan, waktu Lebaran sebelum pandemi itu. Mengapa itu terhenti?

Coba saja, jika penghargaan itu diberikan kepada pihak luar, selain keluarga sendiri, jelas jauh lebih berdampak dan berdaya guna.  Apa daya nasi sudah menjadi bubur.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun