Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Raja Ngibul, BEM UI, Vaksin, dan Susahnya Jadi Jokowi

28 Juni 2021   20:25 Diperbarui: 28 Juni 2021   21:01 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raja Ngibul BEM UI, Vaksin, dan Susahnya Jadi Jokowi

Sabtu lalu, bersyukur bahwa bisa mendapatkan vaksin, di mana tidak masuk kriteria apapun, eh ada Kner yang menginfokan ada kesempatan itu. Dalam bincang-bincang di dalam antrian, ada hal yang cukup menarik.

Hal yang sama ternyata diafirmasikan oleh rekan yang datang dari kawasan yang sama. Di suatu daerah, pedalaman, pemerintah dan satgas covid di sana, mendatangi penduduk untuk diberikan vaksin. Mereka mengganti dengan istilah imunisasi, karena kata dan pemikiran vaksin sudah terkacau balaukan oleh keadaan.

Demi mendapatkan tanggapan lebih baik. Pelaksana juga memberikan sebuah atensi dengan pembagian sembako. Kondisi sekarang dengan memberikan sedikit bantuan demikian bisa dimengerti. Dua tip ini sangat mungkin menjadi contoh bagi  daerah lain.

Memang dalam beberapa kasus, tentu berkaitan dengan kesadaran, minat untuk mendapatkan vaksin cukup tinggi. Ini juga pengalaman berbincang dengan para peminat saat mengantri mendapatkan vaksin. Mereka berburu tempat penyelenggaraan dan link itu dengan sangat susah payah.

Antusiasme juga diperlihatkan dengan kerumunan antrian mendapatkan vaksin di banyak tempat dan daerah. Ada sesuatu yang terjadi di antara begitu banyaknya carut marut persoalan penanganan covid. Tetapi bukan itu yang menjadi pokok bahasan tulisan ini.

Susahnya adalah, masih ada keyakinan, jika sukses pandemi ini akan menjadi suksesnya Jokowi, dan itu nilai minus bagi banyak politikus dan partai politik lain.  Masalah bangsa tersingkirkan dan terabaikan oleh pemikiran politik. Mau baik atau buruk negara, mereka ini tidak peduli.

Hal yang identik disampaikan oleh mahasiswa, yang ada dalam BEM UI yang menyatakan Jokowi raja ngibul. Baik dan sah-sah saja sih sepanjang demokrasi menjadi rujukan mau mengatakan apa saja mengenai siapa saja dan apa saja.

Namun, apakah sudah berlaku demikian? ini yang layak dilihat.

Demokrasi benar menjamin kebebasan berpendapat dan bersuara.  Jangan abaikan sikap bertanggung jawab, bukan asal bicara, dan mengeluarkan pendapat sepanjang itu menguntungkan diri atau kelompok semata.

Berkali ulang, saya mnulis, bahwa bukan kog mencari pembenar, atau membuang sampah ke tetangga, agar rumah terlihat lebih bersih. Hanya saja, cara ini yang cukup bagi pola pikir pendek yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun