Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Simalakama Liga Super Eropa

20 April 2021   11:23 Diperbarui: 20 April 2021   11:48 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepentingan FIFA dan UEFA

Piala Eropa dan Piala Dunia akan remuk, ketika para pemain mahal dan terbaik ini tidak bisa bermain di  level dua paling prestisius di dunia sepak bola. Pemain bagus pasti mahal, siapa yang mau membeli jelas klub kaya, mapan, dan langganan jawara. Mereka hanya mau karena itu, uang, jaminan juara, dan pertandingan bagus. Nah, ini masalah bagi negara dan juga serikat baik Eropa atau dunia.

Bayangkan apa jadinya, Piala Dunia, tanpa kehadiran Messi dan Ronaldo, memang bisa saja tidak lolos, tetapi pemain level dekat mereka masih cukup banyak. Sama sekali tidak ada kaliber elit, apakah masih mendulang sponsor?

Klopp jelas tahu dengan baik, pemain, permainan, level persaingan, dan kemenangan. Pemiliki klub akan cenderung soal finansial, uang, dan keuntungan menjadi yang utama. Lain-linnya pendukung, ini  industri, tentu berbeda dengan pandangan dan keinginan penonton. Apa bisa pemain, orang yang terbatas itu main dengan intensitas tinggi terus, apa tidak bosan dan frustasi?

Menang kalah itu sebuah hal yang sangat dinikmati oleh pemain, yang memang manusia. Menang terus pasti akan bosan. Bisa kehilangan motivasi. Lihat saja dan tanya saja pada para pemain yang sering juara, pasti mereka jenuh. Bosan, tidak ada tantangan. Maka, pemain-pemain ini pindah klub dan liga, demi mendapatkan hal baru, selain uang.

Piala dunia antarklub saja berlangsung setahun sekali, hanya beberapa tim, jawara Eropa dan Amerika Latin silih berganti juara. Lainnya penggembira. Kesenjangan ini masih demikian kuat. Memang bisa saja menjadi solusi bagi tim-tim elit pangeran Eropa ini menempatkan diri di posisi itu, namun apakah membawa dampak baik bagi perkembangan lainnya?

Jika menyoal gaji petinggi federasi sebagaimana kata penggagas liga super Eropa, lha apa nantinya juga tidak akan lahir kondisi yang sama? Ini cenderung protes karena para elit ini merasa dikadalin petinggi federasi yang sangat mungkin mereka anggap tidak berjasa.

Masih berjalan, layak ditunggu, biasa hal baru akan melahirkan pro dan kontra. Kepentingan dan uang yang berbicara. Siapa yang tidak tergiur. Namun ancaman dan kekangan juga tidak kalah masif.  Siapa menang? Federasi atau elit klub kaya raya?

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun