Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diduga Bom di Katedral Makassar, Duka di Minggu Palma, Awal Pekan Suci

28 Maret 2021   10:47 Diperbarui: 28 Maret 2021   11:13 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dugaan Bom di Katedral Makasar Khabar Duka di Minggu Palma, Awal Pekan Suci

Miris, ada dugaan bom bunuh diri di depan Katedral Makasar. Padahal, umat di Katedral sedang merayakan awal Pekan Suci dengan merayakan Minggu Palma. Duka di tengah pandemi yang harus sangat ketat, malah dinodai dengan perilaku seperti ini

Belum ada kejelasan apakah itu bom bunuh diri atau apa, namun  itu adalah duka. Sikap itu yang penting, tidak perlu marah, merasa menjadi korban terus, apalagi jika malah menuding pihak lain.

Minggu Palma dan Manusia

Khas sifat manusia, politis lagi, ketika hari Minggu mengarak dengan segala puja dan puji, kemudian berubah menjadi caci-maki, kekerasan paling brutal sepanjang sejarah peradaban manusia.peristiwa salib.

Orang yang sama, ketika mengelukan dengan gegap gempita dengan lambaian daun-daunan, dan bahkan menghamparkan baju, jubah, dan pakaian mereka sebagai alas untuk dilewati Sang Raja.  Mereka bersuka cita dengan penuh harapan.

Tidak sampai seminggu semua berubah. Selang empat hari saja semua berbalik arah menjadi kekerasan dan kebrutalan. Penghianatan, persekongkolan, dan konspirasi, bahkan oleh orang-orang yang awalnya berselisih sangat sengit. Semua demi kekuasaan dan mempertahankannya.

Kekuasaan dan Kekerasan

Manusia hanya manusia yang mampu bersiasat dan melakukan kerja sama untuk kepentingan sendiri dan kelompok. Kambing hitam dan mengorbankan pihak lain, khas manusia. Demi mempertahankan kekuasan dan kursi jabatan, bukan tidak mungkin mendepak atau bahkan menghilangkan  nyawa yang sangat mungkin tanpa merasa bersalah.

Spanjang segala zaman, hingga era modern dan  kekinian, semua itu masih tetap saja ada dan masih akan tetap ada. Hanya caranya saja yang berbeda dan berubah. Soal esensinya masih sama saja.

Bahasa Kekerasan versus Bahasa Kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun