Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Tim Pemburu Koruptor, Bukti KPK "Gagal"?

18 Maret 2021   18:54 Diperbarui: 18 Maret 2021   18:54 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Pemburu Koruptor, Bukti KPK "Gagal"?

Pengaktifan kembali tim pemburu koruptor kembali memantik polemik. Padahal tim ini ada sejak era SBY. Setelah lima tahun dibekukan karena kinerjanya jauh dari ekspektasi. Nah tim yang ada itu oleh Kemenkopolhukam ada rencana dihidupkan lagi.

Apakah ini bukti KPK gagal atau karena sebab lain? Bisa iya bisa tidak. Tetapi pihak Kemenkopolhukam berfikir ini soal sinergi, mengeroyok koruptor, aset, hingga siapa saja yang brsangkut paut dengan koruptor, termasuk yang kabur.

Menarik, karena hari-hari ini KPK sedang seolah masuk angin. Penangkapan yang sekelas teri, koleganya Kejaksaan Agung menggulung kakap dengan anak pinaknya yang nggegi risi. Tanker sepuluh kali lipat dimiliki koruptor dari pada Pertamina.

Ini ide dan gagasan bagus. Jangan merasa diri paling dalam segalanya. KPK yang awalnya hanya lembaga sementara, toh memang perlu ada dan bisa jadi lembaga permanen. Toh masih banyak lobang sehingga maling masih berkeliaran.

Putusan kadang masih sebatas di atas kertas. Pemiskinan belum terjadi. Pengejaran aset tidak terdengar, apalagi pengembangan kasus. Lihat saja mana pernah ada kasus  persidangan lanjutan karena si A disebut dalam putusan rampok berdasi pejabat B, sama sekali belum ada.

Keberatan, salah satunya oleh KPK takut adanya tumpang tindih. Ini hal yang sepele, asal dijabarkan dengan jelas dalam tupoksi dan SOP masing-masing kan aman. Misalnya, buronan Tim Pemburu Koruptor. Pengembangan kasus dari hasil sidang berketetapan tetap pengadilan, bagian TPK.

Bagus lagi, kalau ini juga menyasar internal KPK yang selama ini seolah sakral, tabu, dan super body  kata banyak orang. Apakah hal yang demikian itu menjamin keberadaannya yang baik-baik saja? Malah menimbulkan tanda tanya besar.

Nah keren bukan, ketika jaksa, polisi, hakim dicokok KPK, gantian dong KPK yang ngaco ditangkap oleh polisi, jaksa, atau TPK. Ini jelas sangat bagus bagi hidup berbangsa. Mengeroyok korupsi yang memang belum cukup berhasil.

Sinergi, bukan malah saling sikat dan jegal pada kinerja kolega. Kebanggaan korupsi itu juga termasuk mau tahu borok dan kerusakan sendiri, jika tidak paham, pihak luar diberi akses, bukan merasa paling.

Harapan baik ke depan makin menjanjikan negara ini. Halangan pasti ada dan itu dicari penyelesaiannya, bukan dihindari.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun