Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Iriana, Maria, dan Perempuan Hebat

22 Desember 2020   10:58 Diperbarui: 22 Desember 2020   11:09 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kelagetan mungkin sudah tidak lagi begitu besar bagi Ibu Iriana, namun tentu saja itu luka yang menusuk hatinya. Hal yang lumrah bagi seorang ibu.

Itu orang-orang besar, gede, toh ada pula ibu-ibu yang kehilangan anak-anaknya pada kisah 98, mereka masih berjuang dengan tradisi Kamisan. Ibu-ibu yang kehilangan anak-anak mereka, tanpa tahu siapa yang harus bertanggung jawab. Mereka menanti hingga puluhan tahun hanya untuk tahu, siapa yang bertanggung jawab atas kematian anak-anak mereka.

Kekuatan ibu sehingga mampu bertahan bertahun-tahun di dalam penantian. Pemerintahan silih berganti, toh hasilnya masih sama saja. Menanti.

Sering, perempuan itu diindentikan dengan kelemahan, makhluk yang lemah, padahal jauh lebih kuat, tegar, dan gigih di dalam menghadapi aneka kesulitan. Mereka kuat karena menyimpan di dalam hati, merenungkan, dan akhirnya memasrhkan pada Sang Pencipta. Di dalam Tuhan semua mampu mereka jalani.

Ketulusan. Kasihnya yang tulus mmbuatnya mampu. Jika berpamrih, tanpa melibatkan hati dan batin, tidak akan mampu menghadapi dan menjalaninya. Ini kekuatan batin yang ada pada seorang perempuan.

Melahirkan itu awal dari penderitaan bagi mereka sejatinya, karena penghayatan sebagai sebentuk pengabdian dan kodrat, mereka menjalani dengan tabah dan derita akan ikut terus. Bagaimana melihat kenakalan anaknya, mana ada ibu waras yang akan ngamuk dan memukulii anaknya bukan?  Belum lagi jika memiliki suami tidak tahu diri, mertua cerewet, dan lengkap sudah jika menantu egois. Lengkap sudah. Itu sih kondisi amat ekstrem. Toh luka demi luka akan perempuan hadapi terus menerus.

Toh tidak  ada ibu mengeluhkan mengenai anak-anaknya, menimbun luka demi kekuatannya untuk memberikan yang terbaik pada putera-puterinya. Beribu kisah inspiratif lahir dan ada karena sosok ibu.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun