Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Risma Mensos Pemenjaraan Rizieq, Suka-Cita Massa Purna Banget

14 Desember 2020   20:28 Diperbarui: 14 Desember 2020   20:35 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Risma Mensos Pemenjaraan Rizieq, Suka Cita Massa Purna Banget

Massa yang menantikan tindakan tegas atas perilaku Rizieq dan FPI masih dan sedang pada posisi eforia. Seolah ini prestasi luar biasa. Padahal sama saja dengan kasus hukum lainnya. Masih dinanti jangan sampai seperti kisah-kisah yang sudah-sudah seperti kasus Setnov atau BG beberapa waktu lampau.

Tak hendak merendahkan Rizieq, namun perilakunya yang ugal-ugalan, telah mengusik banyak pihak untuk menilainya sebagai musuh publik.  Tentu saja pihak yang berbeda melihat dengan kaca mata yang berbeda, dan itu hak atas demokrasi. Pengadilan biar menentukan, bukan politik yang menyelesaikan.

Pembelaan dan dukungan para pengikutnya yang menambah susah bagi Rizieq Shihab. Mereka melakukan aksi teror dengan bom molotov. Mengepung kantor polisi, dan anek bentuk tindakan lain dan itu semua sangat mungkin dibebankan pada Rizieq dalam pertimbangan majelis hakim. Memperkeruh suasana, yang mereka sendiri aslinya tidak paham.

Di tengah keadaan itu, terdengar gosip mengenai pengisian kursi Menteri Sosial yang lowong, usai pejabatnya masuk kerangkeng  KPK. Harapan publik dan warganet kembali bergairah dan menantikan Risma menjadi mensos. Usai memberikan asa kepada kembalinya Susi Pudjiastuti kelihatannya mentok, ketika ada pernyataan ekspor benih lobster tetap akan lanjut. Padahal Susi antiekspor itu. Artinya, akan sangat kecil kemungkinan.

Politik ala Hollywood dan Film Mandarin

Hitam putih ala Hollywood dan film Mandarin, polisi jahat versus polisi korup, sering menjadi andalan. Mereka hanya mengolah itu dan mengulang. Penonton sudah tahu ujungnya, toh masih juga menonton.  Nah kini, kedua sosok itu seolah menjadi perwakilan kedua kubu. Ingat, ini bicara perilaku, bukan membahas pribadi dan apalagi kebencian.

Pembahasan Rizieq sudah cukup banyak dan arahnya dengan tema serta judul ini sudah dipahami. Kali ini khusus membahas Risma.  Bagaimana jika Risma masuk kabinet?

Pertama, cocok dan pas memang untuk Risma mendapatkan reward atas capaian, prestasi, dan penghargaan atas prestasinya yang cukup menonjol. Walikota dua periode dengan drama pencalonan dan rival yang ngeper duluan.  Sudah takut duluan pasti kalah, pada periode kedua terjadi tarik ulur yang sangat alot.

Mengapa pada takut? Karena memang reputasi dan capaiannya sangat memuaskan. Di tengah gencarnya kepala daerah abai pembangunan, Risma terdepan dan bahkan ikut di lapangan dalam banyak kesempatan.

Kedua. Mensos memiliki kecenderungan mengayomi, merawat, dan memelihara, cocok untuk seorang perempuan dan ibu, ingat ini bukan soal bias gender, namun pas untuk kinerja ibu dan perempuan. Naluri keibuan lebih pas. Lihat saja dua mensos laki-laki masuk bui.

Ketiga, masa jabatan pas juga habis. Penggantinya sudah ada, meskipun secara tata negara, tetap akan diganti wakilnya sampai pelantikan terjadi. Yang jelas Surabaya tidak kehilangan kendali, dan pembangunan  serta pemerintahan tidak akan kacau. Semua beres.

Keempat, asal parpol pun sama dengan mensos lama yang dibui. Kesulitan soal bagian parpol sedikit lebih mudah dan ringan. Tidak perlu urat tarik ulur siapa yang lebih pas dan berhak. Sederhana, tidak banyak mengeluarkan energi untuk itu.

Kelima, mengalami pandemi yang sedang terjadi dengan sangat tidak mudah, Risma toh sudah pernah sukses di Surabaya bahkan bukan soal sosialnya semata, namun semua lini koordinasi bisa ia selesaikan dengan sangat baik. Kapasitas lebih tinggi sudah bisa dilakoninya.

Keenam, pribadi tipe pekerja dan pelaku lapangan. Hal yang sangat  pas dan penting di tengah pandemi ini. Pekerja keras dan  tidak bisa tinggal diam melihat keadaan tidak semestinya menjadi modal besar dan kuat untuk bisa menjadi seorang menteri, terutama menteri sosial.

Ketujuh, berkali ulang ia membandingkan capaiannya dengan anggaran yang dimiliki pada APBD Jakarta, artinya sukses dengan keterbatasan. Saatnya yang lebih gede untuk bisa dikelola dan menghasilkan yang lebih lagi tentu saja.

Tidak ada gading yang tak retak, nah ada beberapa hal yang kadang Risma menjadi sasaran pihak lain dan itu membuatnya meledak dan bisa sakit. Risiko pejabat politis itu ya sasaran tembak, dan itu kadang membuat Risma jatuh terpuruk.

Satu, mudah baper. Padahal di kementrian itu lebih jabatan politis. Sangat mungkin orang atau pihak yang iri mempermainkan narasi dan membuatnya baper, meledak, dan berselisih yang kadang merepotkan.

Dua, menteri itu juga perlu kerja sama dengan DPR, dan itu apakah Risma mampu menghadapi para pelawak Senayan, tipe banyak bicara sedikit kerja yang bertolak belakang dengan model Risma. Bisa repot dan berabe. Surabaya beda dengan Senayan.

Layak dan akan menjadi jalan baru bagi seorang pimpinan daerah itu naik kelas. Kalau turun sudah banyak, kalau berjenjang juga demikian, Melompat bisa menjadi inspirasi banyak pejabat daerah yang memang moncer layak mendapatkan penghargaan, reward sepantasnya. Risma bisa menjadi seorang menteri.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun