Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

5 Alasan Dudung Abdurachman dan Nikita Mirzani Memviral

24 November 2020   19:43 Diperbarui: 24 November 2020   19:53 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

5 Alasan Dudung Abdurachman  dan Nikita Mirzani Mem-viral

Pernyataan Nikita Mirzani yang menyatakan Rizieq seperti tukang obat menjadi berkepanjangan. Si "tertuding" pun menjawab dengan sangat kasar dan melibatkan lembaga kepolisian segala. Menjadi-jadi tanggapan netizien dan semakin panas keadaan. Saling serang dan sindir berkurang ketika panggilan kepolisan melayang ke Petamburan.

Jelaslah kan mengaku sakit, mosok mau meladeni kata-kata Nikita. Tantangan untuk test DNA, bahkan mau menyumbang dengan saweran untuk itu. Tidak ada  tanggapan, ya iya kan sakit. Provokasi Nikita meningkat dengan mengendarai moge dan mengatakan mau ke Petamburan, ini pusat kekuasaan Rizieq dan katanya mau menyopot baliho. Panas dingin tentu saja kalau Rizieq membaca atau mendengar. Mati kutu karena toh mengaku sakit. Ingat sakit dalam konteks ini tentu bisa iya, bisa tidak.

Konfirmasi kesehatan ini belum ada yang valid. Memang sangat wajar jika sakit dan kemudian tidak bisa meladeni pernyataan-pernyataan panas dan pedas dari artis ini.Kalau sekali saja ia meladeni berarti ia sehat dan polisi bisa berbuat lebih jauh dengan panggilan ulang dengan segera.

Dudung Abdurachman dengan pernyataannya tidak kalah sangar dan keras. FPI itu siapa, Rizieq itu siapa, warga negara biasa. Pencopotan baliho, saya yang perintahkan, dan  jangan main-main dengan persatuan dan kesatuan. Keras, lugas, dan bukan semata omongan, dilakukan dan diterapkan.

Pro dan kontra bertebaran di mana-mana, media sosial, pun media arus utama berlomba mengetengahkan kedua nama yang sedang berdemonstrasi menghadapi yang namanya FPI dan Rizieq ini. Mengapa demikian panas?

Pertama, keberadaan FPI dan Rizieq telah lama menjengkelkan banyak pihak. Suka atau tidak, perilaku, pilihan, dan ujaran-ujaran mereka, baik Rizieq atau FPI itu membuat orang jengkel. Kata-kata yang pedas, ngaco, dan tidak jarang menyakiti orang.

Selama ini cuma diam karena tidak cukup gaungan untuk memberikan dampak. Apa yang dikatakan Pak Dudung dan Nyai itu sama dengan apa yang banyak di antara rakyat juga rasakan. Hanya saja merasa tidak cukup terdengar, akhirnya memilih mendiamkan, dan hanya banyak berharap akan kena batunya.

Kedua, tidak akan ada pertunjukan yang abadi, semua akan ada akhir, dan sangat mungkin ini adalah senjakala bagi Rizieq da FPI. Tindakan ugal-ugalan selama ini telah menebarkan racun bagi dirinya sendiri. Sama juga dengan ban yang dipakai terus menerus tanpa dipompa lagi, aus dan akhirnya bunting, dan meletus.

Titik kritis ban aus itu kena paku pada pernyataan tukang obat, ditambah tentara bersikap dan Pak Dudung dengan gagah perkasa menyatakan sambutannya. Eh dianya sakit.

Ketiga, deportasi itu sangat menyulitkan keberadaan Rizieq. Sangat mungkin kalau Arab baik-baik saja, ia akan kembali ke sana dan kembali beribadah dengan khusyuk. Apadaya, kisahnya berbeda.

Susah mendapatkan negara ketiga untuk tempat bernaung. Soal keamanan finansial tidak akan menjadi masalah. Uang bisa dicari, soal tempat tidak mudah.

Keempat, pandemi. Hal yang menambah masalah, ketika keadaan tidak mengenakan itu terjadi, banyak halangan yang sedang berlangsung. Covid ini bisa menjadi masalah berkepanjangan jika tidak hati-hati.  Sakit yang dikatakan secara resmi, sebagai alasan ketidakdatangan ke pihak kepolisan, memunculkan spekulasi ia terpapar covid. Menambah daya serang di mana ia sedang terpojok.

Kelima, mereka berdua adalah pemantik keberanian massal. Ketika reaksi atas Nikita dilihat tidak proporsional datanglah gelombang pembelaan dan menjadi angin perusak bagi Rizieq dan FPI. Ditambah kekuatan dari TNI yang selama ini dinanti-nantikan aksi  taktisnya.

Kecenderungan orang kan demikian, ketika ada satu saja yang  berani, akan menularkan energi itu, apalagi pihak yang disasar, sedang sempoyongan atas perbuatannya sendiri. Hukum alam karena memang saatnya menjelang senja.

Klop sudah, kondisi Rizieq dan FPI memang sedang posisi limbung, hadir pula pukulan beruntun dengan sangat telak.  Bak petinju yang sedang terpeleset belum sepenuhnya bisa menguasai keseimbangan tubuh sudah terkena pukulan beruntun. Limbung dan sangat mungkin terkapar KO.

Sangat mungkin Nyai dan Pak Dudung juga tidak akan menyangka gaung bersambut seheboh ini. jangan kaget ketika bunga ucapan dukungan mengalir ke Makodam Jaya. Ini adalah juga penyemangat bagi akar rumput yang selama ini galau, takut, cemas, namun tidak bisa apa-apa.

Omong kosong warga Jakarta tidak merasa terganggu dengan sedikit-sedikit demo, jalan ditutup, macet karena ada aksi ini dan itu.  Orang ya maunya  lancar, semua bisa seperti biasa, tanpa ada kekacauan, yang sering tidak berkaitan sama sekali dengan kehidupan mereka secara langsung.

Semua sedang mencari keseimbangan. Pemulihan diri dari keadaan  tidak beres kadang memang menimbulkan demam, batuk, pilek, dan rasa tidak enak lainnya. Ketika keadaan membaik, semua ketidaknyamanan itu akan hilang dengan sendirinya.

Obat itu tidak ada yang enak, kecuali obat anak-anak. Kondisi seperti  ini memang harus di jalani. Yakini, semuanya akan menjadi lebih baik dan kembali seperti sedia kala. Semua perlu proses dan perjalanan menuju kepada keadaan lebih baik itu tidak mudah.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun