Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

UU Cipta Kerja, Parpol, dan Konsekuensi Demokrasi

6 Oktober 2020   20:36 Diperbarui: 6 Oktober 2020   20:39 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Benarkah PKS dan Demokrat itu membela rakyat, sebagaimana kata akun di medsos, tandai dan ingat yang setuju UU ini jangan dipilih? Naif, jika membaca politik dan polemik seperti ini dengan kaca mata hitam putih.

Anggota dewan dan kementrian itu penuh dengan pengusaha. Jadi susah melihat ini secara obyektif dan benar-benar ideal. Toh sejak lama produk UU kita sangat memilukan, toh mengapa baru kali ini ribut tidak karuan?

Serikat pekerja, apapun namanya, cenderung mendua, menginjak ke bawah dan menjilat ke atas. Pembelaan pada buruh sangat minim dan cenderung menjadi "pembela" pengusaha malah. Hak istimewa dan khusus yang mereka miliki cenderung menjadikan alat tawar dan lebih ke arah politis. Ini cek dan lihat saja sendiri seperti apa rupa dan polah mereka.

Masalah ini sebenarnya adalah tugas parpol untuk mengendalikan potensi masalah, bukan malah menambah persoalan yang tidak perlu seperti ini. Mana suara PDI-Perjuangan, Golkar, atau Gerindra. Mereka semua diam saja. Jokowi menjadi bulan-bulanan dan mereka diam, demi popularitas partai mereka.

RUU Cilaka sejak sangat lama sudah terdengar. Tanpa upaya mendegradasi apalagi menegasi ungkapan yang sangat tendensius dan buruk ini. Parpol biasa seolah bukan tugas mereka. Diam sejuta bahasa pokoknya tenar dan dipilih.

Kini ramai-ramai melawan yang kontra dan ternyata partai dan orang partai minim. Lebih banyak pegiat media sosial. Parpol harusnya menjadi jubir sekaligus benteng bagi pemerintah. Tidak hanya mau kursinya dan enggan kesulitan. Makelar ada di mana-mana.

UU Cipta Kerja pada rel yang tepat, selain karena guyonan PKS menolak, namun juga karena rekam jejak pemerintah selama ini lebih baik dari pada yang sudah-sudah. Kekurangan dan masalah pasti masih ada.  Penolakan dengan keseluruhan dengan tudingan macam-macam, atau dukungan bak babi buta tentu itu kesalahan yang sama.

Kegaduhan yang jelas kontraproduksi, di mana maling berkeliaran dan malah asyik dengan hal yang tidak semestinya urgen. Miris, kita hanya diobpk-obok terus dengan dua kutub yang identik itu, saling curiga yang dibangun elit demi  akar rumput asyik berebut remah-remah dan mereka angkut yang gede.

Lihat saja rekam jejak siapa-siapa yang mengatakan ini dan itu, ke mana link dan keterarahannya selama ini dan ke depan. Tidak berbeda kog dari kejadian satu dengan yang lainnya. Masih identik. Itu lagi Itu lagi juga.

Terima kasih dan salam

Susy Haryawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun