Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

9 Alasan Fadli Zon Lebih Oposan dari Oposisi

29 Mei 2020   11:23 Diperbarui: 29 Mei 2020   11:35 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

9 Alasan Fadli Zon Oposan Lebih Oposan

Prabowo masuk kabinet banyak pihak yang merasa akan kehilangan hiburan. Iya hiburan dari Fadli Zon yang dipikir akan diam dan tidak banyak mulut lagi. Sudah banyak  terbukti ketika orang banyak omong kemudian mendapatkan jabatan, menteri, direksi atau komisaris di BUMN, atau staf ini dan itu tiba-tiba jadi alim dan pendiam.

Bahasa politiknya kooptasi telah berhasil. Istilah kasarnya bisa dikenyangkan, mulut menyuap makanan akan tidak banyak omong. Pun sebaliknya, ketika dihentikan dari jabatan, baik karena skandal, kasus, atau sudah saatnya ngaso menggeliat lagi, omong banyak, padahal kinerjanya nol besar. Siapakah itu? Nah itu bukan bagian ulasan kali ini.

Politik gaduh, brisik, dan ribut-ribet kurang makna memang masih harus kita hadapi danjalani. Kecenderungan untuk waton sulaya dan merasa diri selalu lebih benar itu juga bagian utuh. Demokrasi yang masih ajaran, politikus abai etik dan paradigma demokrasi serta kebebasan, meskipun abai akan jati diri memang masih harus terjadi. Perilaku munafik, standart ganda, dan memainkan narasi  prosedur dan mengelabui hukum itu masih kental menjadi panglima.

Membahas salah satu tokoh oposan lebih dari oposan yang ada ya Fadli Zon. Ini bukan soal tidak boleh mengritik pemerintah. Sebutkan satu saja kritik Fadli Zon yang mendasar dan dia punya sedikit saja celah solusi, jika mau mengatakan mengapa tidak boleh mengritik pemerintah. Wong kritik itu begitu banyaknya, tapi lebih banyak yang asal dan bukan mendasar.

Tampaknya alasan-alasan berikut lebih mendekati mengapa perilaku Fadli Zon demikian;

Satu, berkaitan dengan kabinet. Fadli yang di depan media selalu keras, seolah berseberangan dengan Jokowi, toh dalam beberapa kesempatan sejatinya memiliki sebentuk respek. Minimal sebelum pilkada DKI 2012. Baik-baik saja, kemungkinan masuk kabinet itu gede. Tentu ia bukan jeles dengan Prabowo, tetapi Eddy Prabowo. Mana berani ia iri dengan Prabowo Subianto kan.

Nah Eddy Prabowo ini dibandingkan Fadli Zon bukan siapa-siapa jelas. Apalagi di depan media, ketika menyerang Jokowi dan pemerintah, haduh sama sekali jauh, bak langit dan bumi. Eh malah nama Eddy Prabowo yang menjadi menteri.

Dua, posisinya kini pun bukan siapa-siapa di dewan pun partai. Pimpinan dewan yang bisa menyatakan apa saja, memiliki palu sakti, kini anggota biasa. Kewenangan jelas jauh berkurang. Sangat terbatas. Sebenarnya kalau sadar diri banyak hal dia seharusnya malu. Melontarkan pernyataan yang jauh dari tugasnya.

Kebiasaan dulu sebagai pimpinan yang memiliki panggung dan palu sakti, susah hilang dan tentu berlanjut. Wong Prabowo saja pernah mengatakan dan mengakui susah mengendalikan yang satu itu. Yang lainnya memang tidak semasif Fadli Zon.

Tiga, bukan pula juru bicara partai. Kebiasaan omong Fadli cocok jika menjadi jubir Prabowo sebagai menteri ataupun partai. Toh keduanya tidak diberikan kepada Fadli Zon. Tentu ini ada sesuatu yang dipahami dengan baik oleh Prabowo. Makanya ia mengangkat diri menjadi jubir rakyat, entah rakyat yang mana, ataukah rakyat di dapilnya? Toh selama ini ia tidak pernah terdengar mengawal aspirasi dapil, tapi aspirasi dan mengulik Jokowi dan pemerintah semata. Apakah jubir pribadi? Nah hanya dia yang tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun