Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Gemes: Saya Tidak Pernah Memenjarakan Rakyat

10 April 2020   15:42 Diperbarui: 10 April 2020   15:48 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Tempo

Kapan netizen atau elit menyinggung anak-anak atau cucu SBY, sama sekali tidak pernah. Tentu bukan mau membela Jokowi dan meremehkan SBY, ini hanya mencoba melihat seimbang dari dua presiden ini dan yang mereka hadapi.

Mengapa kepada Jokowi demikian masif dan tidak kepada SBY?

Jokowi bukan elit negeri ini. Anak orang biasa, pelaku politik sangat biasa, dan juga cara pendekatan kepada warga juga sangat biasa. Dengan demikian, elit bisa seenaknya merendahkan, yang di bawahnya pun iri dan tidak takut untuk ikut menghina. Konteks budaya kita lihat, ah mana mungkin kamu bisa, atau dalam ranah spiritual mengatakan mana ada nabi dihormati di daerah asalnya.

Menghadapi Pak Beye, siapa yang berani coba. Tentara, jenderal, kalem, alim, dan duduk di atas seperti itu. Konsekuensi juga tidak ada "pembela" yang setara. Yang terjadi, kalau ada tudingan ke SBY juga tinggal hadapi sendiri.

Jokowi sebagai orang biasa tahu dan biasa dengan penghinaan seperti itu. Fokus pada  kinerja, sehingga tidak peduli dengan kata orang. Nah ini menjadi masalah. Orang menjadi ngelunjak. Meras tidak apa-apa ya sudah terus saja terjadi.

Kondisi politik juga berbeda. Apa yang dipilih Pak Jokowi itu sangat menyulitkan elit dan kalangan yang biasa berpesta pora. Mereka ini melakukan sendiri juga ngompori banyak orang untuk ikut terlibat. Apa yang ada ini tidak dihadapi Pak Beye. Pun soal politik. Semboyan seribu kawan kurang dan satu lawan berlebih sangat mendukung iklim pembenci diam karena bisa saja kenyang, atau malah asyik pesta.

Apa yang Pak Beye nyatakan itu hanya sebentuk gemes, mengapa Jokowi kog bisa, tahan lagi. Kupingku saja gatel dan panas begitu mungkin. Dan ini adalah sebuah pilihan dan sudahlah Pak Beye, jadilah negarawan, bapak bangsa, tidak usah menglaim capaian yang sudah diketahui dengan gamblang kog.

Prestasi itu ditimbun dengan maaf kotoran sebanyak apapun akan terlihat kog. Pun jika itu bangkai disimpan serapi dan serapat apapun akan tercium dan ketahuan. Jangan lupa ini era modern, rekam jejak itu sangat mudah diketemukan. Mau gambar, pernyataan, atau apapun bentuknya, gampang saja.

Terima kasih dan salam

Sumber: Liputan 6

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun