Menjadi point bagus dan penting, jika pihak kedutaan India melaporkan kepada polisi atas penghinaan simbol negara mereka. Dengan demikian, polisi bisa menindak dengan tegas front liar ini. Dibiarkan saja menjadi-jadi dan tidak tahu malu lagi.
Malah mengancam pihak duta besar lagi. Kelompok yang tidak tahu adat dan tidak tahu diri ini harus disikapi dengan serius. Jangan sampai karena organisasi liar membuat hubungan kedua negara menjadi tidak enak. Â Izin ormas mati, lha masih gagah-gagahan, jelas ini masalah.
Agama diasongkan menjadi komoditas politik murahan oleh beberapa pihak, dan ketika ada yang memberikan masukan dan nasihat malah dikatakan menistakan. Penistanya ya yang menggunakan itu demi urusan perut semata, muaranya jamban. Jangan malah memutarbalikan fakta.
Perilaku ugal-ugalan dengan mengerahkan massa ini selalu mengganggu penegakan hukum. Entah karena ada orang kuat yang menjadi penyandang dana atau menjadi pembela, sehingga seolah negara tersandera oleh perilaku mereka yang buruk ini.
Menyampuradukan agama dengan kepentingan sendiri, kelompok, dan terutama untuk mencari makan sebenarnya memalukan. Hingga sekarang hampir tidak tampak apa yan mereka lakukan itu adalah aksi agama. Lebih banyak membela kepentingan politik pesanan. Ingat politik pesanan, bukan politik yang secara hakiki benar dan baik.
Kali ini membela itu, besok mencela ini, yang penting bisa ada roda yang berputar. Dan lagi-lagi muaranya adalah kardus. Miris dengan atribut dan slogan agamis namun perilakunya jauh dari tuntunan dan tuntutan agama.
Penegakan hukum dan juga pengembalian agama dan identitasnya pada ranah yang semestinya. Jangan menuding dan menuduh pihak asing atau pihak lain mengerdilkan atau menodai. Nyatanya mereka sendiri yang merendahkan kesucian lambang dan unsur agamanya sendiri.
Ini perlu niat baik yang sungguh-sungguh. Masukan dari pihak lain akan dicap menistakan. Dari dalam seolah tidak sadar, bahwa di antara mereka  merendahkan kesucian mereka sendiri dengan kasat mata.
Jangan menilai mengucapkan kata-kata suci itu sudah mempertontonkan kesalehan, apalagi jika di dalam keseluruhan konteks malah sebaliknya. Biasakan melihat dengan menyeluruh jangan dipotong-potong, sehingga malah merendahkan makna sucinya.
Terima kasih dan salam