Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fadli Zon, Gagal Jubir, Fakta Gerindra Berfaksi?

7 Desember 2019   19:41 Diperbarui: 7 Desember 2019   19:37 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fadli Zon, Gagal Jubir, Fakta Gerindra Berfaksi?

Beberapa saat Fadli Zon cukup pendiam. Usai Prabowo menjadi menteri, ia berubah jadi anak manis. Hanya akhir-akhir ini kembali "tabiat " lamanya muncul lagi. Kecenderungan bukan soal asal Jokowi buruk dan salah, pemerintah  pasti keliru, namun malah memperlihatkan "kekisruhan" diri dan partainya.

Ketika Prabowo tidak dalam satu barisan bersama Jokowi, Zon seolah melampiaskan "kekesalan" hanya pada Jokowi dan jajarannya. Semua menteri pekerja habis ia ledek, padahal dia sendiri tidak ngapa-ngapain. Bebas saja namanya juga demokrasi.

Nah kini, ketika Prabowo yang ia bela mati-matian itu bersama Jokowi, ia sedikit lebih jinak dan malah berselisih cenderung pada barisan yang mendukung pemerintah. Artinya, ada "agenda" dia bukan Prabowo namun yang penting bukan Jokowi.

Jelas dan gamblang, ketika ia tidak menjadi juru bicara Gerindra, dan langsung telunjuknya menuding jika yang menjadi juru bicara itu para  pendukung atau kader yang ada pada barisan kekuasaan, dan membawa-bawa dekat pada kekuasaan.

Jelas, gamblang, dan terbuka kalau Fadli bukan orang yang menghendaki Prabowo dan Gerindra ikut dalam gerbong pemerintahan. Pernyataan ini lugas bahwa ada kelompok lain yang memang sejak awal, mungkin sejak lama menghendaki adanya jalan tengah bersama-sam Jokowi untuk membangun dalam pemerintahan.

Hal yang sangat logis dalam berdemokrasi dan berpolitik ada faksi-faksi, namanya juga politik. Nah ketika demikian, tampak mana yang berafiliasi apa dan itu afiliasi apa. nampaknya Zon tidak tahan lagi, usai kurang lebih tiga bulan ini. Posisi di dewan pun biasa saja, dari pimpinan yang tidak memiliki tanggung jawab besar, selain koordinatif dan memimpin sidang, punya banyak waktu untuk ha ha hi hi dan terutama menyalurkan bakat ngetwit, kini menjadi anggota biasa.

Anggota banyak tuntutan, kurang waktu luang untuk mengembangkan talenta mnjadi supertwit tentunya. Soal uang tidak menjadi soal, hanya soal berkomentar soal pemerintah akan ditertawakan burung, kan komisi tidak bisa seleluasa pimpinan, dan kini makin tidak tahan lagi.

Ketika ada pernyataan Fadli Zon  adalah hiburan dari Senayan, ia membalas istana bak dagelan. Saling sindir dengan Pramono Anung, memperlihatkan Zon tidak respek pada duo Prabowo yang ikut di dalam lingkaran istana. Jelas artinya ke mana afiliasi Zon sebenarnya.

Pun mengenai keberadaan nelayan yang diculik Abu Sayyaf di Filipina, Zon malah mengusulkan Kivlan Zen. Bagaimana bisa ketika FPI dan pendukung Rizieq Shihab meminta tolong Prabowo untuk memulangkan RS dari Saudi, malah Zon meminta Kivlan untuk menjad negosiator ke Abu Sayyaf, mengapa bukan Prabowo.

Jaringan dan otoritas Prabowo jelas lebih besar dan kuat Prabowo dari pada Kivlan yang masih berkutat dengan urusan pengadilan dan sakitnya. Atau sakitnya pura-pura biar tidak berlanjut ke mejaa hijau? Zon yang lucu.  Menyodorkan orang yang sedang berurusan dengan penegakan hukum menjadi duta bangsa, meskipun temporer. Ada apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun