Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tidak Ada Karma Ahok

26 November 2019   19:00 Diperbarui: 26 November 2019   19:28 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keenam, bukan karma, namun bahwa para pelaku yang dulu pernah sukses itu menjadi arogan, sewenang-wenang, dan lupa daratan. Kemudian terperosok dalam kasus hukum. Ini bisa terjadi pada siapa saja, tidak harus berurusan dengan Ahok pun terjadi.

Ketujuh, khusus TLJ, kemudian menjadi sepi, sebenarnya ini identik dengan perlakuan  pada majalah Tempo, namun mengapa tidak mengaitkan dengan karma Jokowi. Padahal sama-sama, ada tudingan melecehkan Jokowi, kemudian massa menujukkan sikap dengan memboikot dalam applikasi, dan jeblok. Sama dengan toko TLJ yang menjadi sepi. Artinya bukan karma Ahok dengan dugaan pemilik hak patennya kan?

Boleh bahwa ini menjadi pembellajaran, bahwa orang jangan menjadi arogan dan sewenang-wenang, ada hukum siapa menanam akan menuai, siapa yang menabur akan panen. Namun perlu diingat, balasan itu hal prerogatif Tuhan dan jangan main paksa apalagi politis pada Tuhan. Tuhan  memiliki rencana dan Tuhan memiliki jalan yang terbaik untuk semua hal.

Pembelajaran untuk menjadi hati-hati dan bersikap yang arif bijaksana itu penting, namun jangan kemudian menglaim tahu rencana dan kehendak Tuhan dengan mengaitkan konsekuensi logis alamiah kepada hukuman dan kemarahan Tuhan. Bisa iya, bisa pula tidak.

Konsekuensi logis perilaku, tindakan, dan perbuatan harian, bisa iya, bisa tidak adalah karena perbuatan kita yang tidak adil pada suatu waktu. Namun jika pemikirannya semua demikian, tuh koruptor masih saja berjaya. Atau pembunuh berdarah dingin, sangat mungkin mati wajar sebagai manusia biasa.

Tidak perlu mengaitkan apa-apa dengan Tuhan, ketika itu bukan ranah yang tepat. Kadang kita berlebihan dan lebay mengenai hal-hal demikian.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun