Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Babak Baru Anies "Joker", Ade Armando Laporkan Fahira Idris

6 November 2019   09:22 Diperbarui: 6 November 2019   09:19 1700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sering masalah personal, kelompok, dan dinamakan massa atau banyak orang. Contoh dalam kasus ini Fahira Idris merasa tersinggung, dan ia tambahkan, ternyata banyak yang tersinggung dengan meme Joker itu. Mengapa  harus dengan menambahkan kata banyak, mau memberikan tekanan bahwa ada massa yang ada di belakangnya? (asumsi semata). Toh pelaporan juga berlaku pribadi, bukan massa juga.

Tudingan Ade Armando sebagai kebal hukum jelas mau menyatakan kalau selama ini AA lepas dari jerat hukum, karena memang sering pelaporan atas nama Ade Armando selesai di tahap kepolisian. Nah menjadi masalah adalah, ketika kepolisian juga menjadikan ini kasus bagi Fahira, pelaporan minim bukti atau sangat lemah untuk diteruskan ke tahap peradilan.

Apa yang ia nyatakan sebagai kebal hukum kan masih sebatas asumsi, dan bagi Ade Armando itu dianggap kebohongan. Ya sah-sah saja. Bagus dan penting memang model demikian, biar hukum yang berbicara dan ada kepastian hukum, bukan hanya klaim apalagi tudingan sangat tidak jelas di mana-mana.

Jelas negara ini negara hukum, semua sama di depan hukum. Nah saling melaporkan dan menjadikan penegakan hukum yang utama itu penting, meskipun cenderung politis dan karena awalnya adalah politis toh baik juga.

Miris adalah, jangan sampai malah lupa pad inti masalah mengapa lahir meme Joker, dan hanya mengurus si meme ini. Lahirnya gambar lucu-lucuan kan karena adanya anggaran yang diduga tidak wajar, kemudian lahir sindirian berupa joker itu.

Olok-olok yang tidak patut, siapapun itu perlu menjadi perhatian. Toh level presiden pun dikarikaturkan menjadi Pinokio, dan tidak heboh. Sering orang ribut pada hal yang remeh, namun substansinya malah terlewatkan.

Terus menantikan bagaimana ke depannya kasus Anies dengan anggaran tidak normalnya itu, apalagi makin hari makin banyak penemuan baru dan reaksi berlebihan yang tidak sepatutnya. Turut mendukung dewan yang memaksa membuka rancangan dengan transparan, meskipun kemarin juga diam.

Cukup aneh dan mengagetkan juga ketika ada desas-desus Anies malah seolah "meremehkan" upaya Menkeu dan Mendagri untuk memperbaiki keadaan yang karut marut ini. Jangan-jangan malah  Malang kedua terjadi di ibukota negara. Kan ngeri.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun