Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Adakah Aica-Aibon Merekatkan yang Gaduh Periode Lalu?

30 Oktober 2019   13:04 Diperbarui: 4 November 2019   09:44 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Media sosial sedang panas dengan meme, pembicaraan, atau candaan mengenai keberadaan anggaran lem hingga milyaran rupiah. Kini seolah semua baik, bersih, dan yang "nakal" hanya Anies Baswedan sendirian. Ah yang bener saja? Jika yang teriak itu PSI dengan segala gaya baru yang hendak ditawarkan masih bisa diterima nalar. Masih baru dan belum terkontaminasi memang.

Beberapa pihak yang mendadak kritis dan garang kepada Anies, padahal sebelum periode ini sudah bersama Anies, bisa ada dua arti. Pertama, Anies baru kali ini merekayasa banyak anggaran. Kedua, memang sejak dulu demikian hanya malu ada nak baru yang ngegas. 

Cukup aneh dengan dewan, kita lihat beberapa tahun yang lalu, bagaimana dewan hampir setiap hari ribut dan berkelahi dengan Ahok, ada tai lu, nenek lu, pansus, angket, interpelasi, dan tuntutan dan pelaporan KPK, BPK, dan bahkan Tuhan mungkin dilakukan di dalam ibadah para anggota dewan. Setahun Anies kemarin diam saja, bungkam, dan tidak ada pelaporan atau penolakan sama sekali.

Lihat itu bambu getih getah, batu kerangkeng, atau penjaringan kali, itu semua dewan gak tahu atau gakmau tahu? Termasuk juga pembangunan dan pembongkaran JPO, trotoar, dan aneh-aneh yang lain. Tidak bisa membayangkan jika yang melakukan itu adalah Ahok.

Kesalahan jelas bukan hanya pada Anies, namun banyak pihak terlibat. Atau semua sudah kena lem sehingga nyaman, diam, dan terjalin erat karena menempel dengan kuat ala aica aibon?

Dewan, sedikit sudah disinggung di atas. Kemarin cukup kaget ketika ketua DPRD Jakarta mengatakan aneh dulu WDP karena memang ada pembangunan, kini WTP  kog APBD defisit, ini diam saja kemarin sepanjang tahun, kini ikut riuh rendah bersama yang berbeda. Cek rekam jejaknya ketika Ahok yang menjadi gubernur seperti apa.

Lha APBD yang tidak transparan, juga baru kali ini diributkan, memangnya baru hilang sekarang? Kan tidak. Mengapa kemarin diam saja.

Menarik juga Edy menyoroti  BPK secara tidak langsung dengan pernyataannya. Bagaimana kriteria dan adanya rekomendasi mereka ternyata tidak sesuai dengan keadaan lapangan. Jangan-jangan juga ada masalah. Toh banyak  kepala daerah yang baik-baik saja dengan WTP toh tertangkap KPK. Jadi kinerja dan catatan seperti apa yang benar? Setoran menjadi setiran untuk rekomendasi?

Parpol. Ketika tiba-tiba Prabowo sebagai ketua umum Gerindra pengusung utama Anies Baswedan mengatakan, telah menyuruh fraksi DPRD Gerindra untuk kritis pada Anies, lha selama ini ke mana saja. Pun soal jabatan wakil juga ke mana jangan merasa baik-baik saja dan menuding Anies saja.

KPK, entah mengapa KPK seolah diam semilyar kata ketika menghadapi Anies Baswedan. Jangan-jangan benar tengaraian netijen kalau soal sepupu yang melindungi, apalagi si sepupu juga pernah mengatakan klarifikasinya. Menjadi aneh ketika banyak keanehan diam saja, pelaporan pun sudah ada, toh belum ada panggilan sekalipun.

Peran KPK bukan hanya penindakan, ada juga seharusnya kepastian hukum, sehingga orang tidak seenaknya menuding dan menuduh. Buktikan kalau memang baik-baik saja dengan anggaran yang telah Anies pergunakan. Anggaran super gede penggunaan minim kog, mosok tidak menggerakan sedikit saja naluri penegakan hukum dan juga perlindungan hukum tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun