Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Alienasi PKS dan Fundamentalisme serta Sinergitas Kabinet

30 Oktober 2019   10:58 Diperbarui: 30 Oktober 2019   11:15 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Alienasi PKS dan Fundamentalisme serta Sinergisnya Kabinet Indonesia Maju

Cukup menarik sekitar seminggu kabinet terbentuk. Narasi yang cukup kuat soal fundamentalisme yang tersudut. Apakah ini akan benar-benar terjadi demikian, itu sangat mungkin, dan hanya waktu yang akan mengatakan. Model pendekatan dan reaksi yang khas menunjukkan si tersasar sedang mengadakan aksi balasan.

Penanganan fundamentalisme sejatinya kali ini berjalan dengan amat serius, masa kampanye dan pemilu menjadi sperasi siapa saja yang ada pada barisan mana, penggembira, atau korban cuci otak. Konsolidasi usai pemilu menjadi semakin jelas dengan aksi-aksi dan dukungan dari pihak-pihak yang awalnya masih "tersembunyi."

Pembubaran HTI yang secara hukum sudah dilakukan, toh secara faktual masih demikian kuat dan masif. Lihat saja bagaimana media sosial diwarnai dengan kampanye dengan mereduksi pernyataan menjadi sebuah gaya baru dalam menangkal serbuan dari berbagai arah untuk gerakan fundamentalisme.

Sebenarnya sederhana kog, mana yang masuk gerakan fundamentalisme atau radikalisme ketika mereka tidak mau mengakui Pancasila sebagai dasar negara dan memaksakan ideologi lain. Mau agama, atau apapun jelas sudah keluar dari jalur NKRI. Siapa saja mereka jelas, gamblang, dan mereka masih berani sampai saat ini mengakui hal itu. Mirisnya masih juga hidup di negara ini, dan ketika ditindak dengan penegakan hukum akan mengatakan ada upaya kriminalisasi.

PKS-pun masih mempertahankan pendapatnya bahwa bukan Pancasila sebagai satu-satunya atau azas tuggal dalam UU Ormas. Ke mana jelas bukan afiliasinya? Masih samar apalagi? Pantes jika hanya mereka yang tidak "diajak" bergabung dalam pemerintahan. Ini jelas sebuah kesengajaan dan ada bagian skenario untuk membuat PKS tidak bisa berkembang. Dalih bahwa mereka yang menolak jelas hanya upaya memanipulasi publik saja.

Kader mereka paling gencar menjual agama selama pilpres. Semua paham ke mana arah yang mereka mau tuju. Memang susahnya adalah belum cukup perangkat perundang-undangan dan juga aksi mereka masih pada sisi abu-abu. Jadi mereka memang memainkan isu itu dengan juga mencari aman, karena ada celah yang digunakan. Atau memainkan sentimen agama, pemerintah antiagama tertentu.

Sinergi Kabinet.

Ini menjadi penting ketika siapa yang au memberantas fundamentalisme seiya sekata dalam ranah pemahaman, tidak ada lagi tafsir yang berbeda apalagi ada yang malah membela. Hal yang sangat penting dan mendesak. Pembiaran atas nama dan berdalih demoktrasi sudah terlalu lama. Pernyataan yang saling dukung antarkementrian memberikan nafas dan udara segar, negara mau berbenah dan berubah.

Menkopolhukam mengatakan, kalau kata-kata kafir dan mengafirkan yang berbeda aliran atau malah pilihan politik, jangan lagi ada di tempat-tempat ibadah yang ada tempat ibadah di kantor-kantor terutama BUMN. Padahal selama ini tempat itulah basisnya. Miris bukan? Berbeda jika soal pendirian tempat ibadah masing-masing agama di kantor cenderung inefisien, tidak digunakan juga. Sebagai upaya dan gagasan toleran bagus.

Menag. Menteri gaya baru, militer yang mengatakan kalau ia bukan menteri satu agama saja. Luar biasa dengan kenyataan yang berani ia katakan dan nyatakan. Dan memang harusnya demikian. Tentu ini membuat beberapa pihak meradang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun