Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

BPJS Oh BPJS

4 Agustus 2019   10:10 Diperbarui: 4 Agustus 2019   10:20 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Karena kenal baik, kerabat, dimasukan program bantuan. Padahal kondisi sebenarnya tidak layak.  Hal in yang paling banyak terjadi.

Tekanan kerabat atau kolega di lingkungan bisa sangat keras. Hal yang sama terjadi dalam pembagian raskin dulu. Beras diambil pengurus dibagi rata se lingkungan, atas nama keadilan, padahal tidak demikian. Orang kaya pun menerima itu tidak adil, namun ngawur dalam konteks ini.

Kesadaran bersama sebagai bangsa itu masih jauh. Lebih cenderung mental kere yang masih kuat dan dominan. Ini masalah kesadaran perlu pendidikan, literasi, dan membangun karakter terus menerus.

Salah sat u upaya baik memang perlu didukung, namun jangan menjadi masalah di bagian lain. penyelesaian itu perlu menyeluruh. Ribetnya soal BPJS ini banyak hal yang mempengaruhi.

Politik, jelas ini banyak kepentingan di sana. Salah satu akses pembangunan bangsa adalah kesehatan, kalau akses baik ini bagus, bisa upaya memperlemah bangsa gagal, siapa itu, ya jelas orang-orang yang berkampanye lemahnya bangsa, salah stau yang paling dominan HTI. 

Toh susupan mereka sudah ke mana-mana, bukan tidak mungkin ada di sana dan membuat keadaan tidak bagus. Bukan tuduhan namun potensi itu bisa saja.

Politik yang lebih luas, kesuksesan BPJS akan mendongkrak citra pemerintah. Toh ada yang tidak suka, iri, dan merasa prestasinya diaku oleh pemerintahan yang sekarang. 

Padahal pemerintahan itu berkelanjutan, hanya diisi oleh orang yang berbeda. Namun kesadaran ini masih cukup lemah. Ini pun bisa sangat berpengaruh. Toh hidup politik  mewarnai hampir semua lini kehidupan berbangsa.

Manajemen, ini pun sangat mungkin. Bagaimana organisasi baru yang masih belepotan di sana-sini, kepentingan politik, ekonomi, bahkan agama juga bisa masuk, belum lagi koordinasi dengan berbagai-bagai pihak. Lagi-lagi ingat, egosektoral bangsa ini masih demikian kuat. Hal ini jugaa persoalan.

Kesadaran bersama itu harus diciptakan sebagai sebuah gerakan besar termasuk bagian revolusi mental. Mengurangi mental kere, dengan cara pembinaan keagamaan. Bagaimana mengambil hak orang lain itu dosa, toh korupsi juga demikian tidak pernah dibahas. 

Padahal sama saja ketika BPJS, raskin, PKH itu bukan haknya juga pelaku korupsi hanya konteksnya berbeda, kecil namun ngeri juga jika semua demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun