Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amin Rais Menghinakan Diri pada Bebek Lumpuh

3 Agustus 2019   11:44 Diperbarui: 3 Agustus 2019   12:07 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Amin Rais Menginakan Diri pada Bebek Lumpuh

PAN hina jika mendukung Jokowi tanpa syarat. Sebenarnya sangat hina itu mendung Jokowi tanpa syarat atau justru  diksi yang sering dipakai Amin ketika berhadapan dengan Jokowi. Deretan panjang cacian, hinaan, yang diklaim sebagai kritik itu. Beda jauh padahal  jika mau jernih. Contoh, Jokowi menjadi presiden yang sudah tidak bisa membuat keputusan jika kalah pilpres, dari pada mengatakan kekuasaan bebek lumpuh, usai pilpres.

Diksi-diksi lain sangat menghinakan PAN jutru, seperti menglaim sebagai partai setan bagi pendukung pemerintah dan Jokowi maju sebagai presiden kembali. Pada sisi lain menglaim diri sebagai partai Allah bagi diri dan kelompoknya yang mengusung Prabowo.

Miris lagi, ada kader partai yang ia besut di pemerintahan Jokowi. Kog tidak malu mengatakan partai setan, sedangkan rekan, anak buahnya ada di dalam sana. Beda jika yang mengatakan itu Gerindra atau PKS, misalnya, jauh lebih bisa diterima akal waras.

PAN sejatinya hanya besar nama, dan masa lalu semata, kebetulan Amin Rais menjadi salah satu tokoh dalam masa reformasi. Toh dalam banyak faktual PAN tidak cukup banyak bisa berbicara, sejak di tangan Amien sendiri, hingga kini sang besan, suara ya hanya begitu-begitu saja. Tidak pernah jauh lebih menjanjikan, apalagi bersaing dalam papan atas.

Apa yang merasa mulia, kemudian mengatakan hina jika mendukung Jokowi tanpa syarat?

Suara PAN tidak cukup signifikan dalam banyak hal dan segi. Secara politis mereka tidak ada dampak apapun.  Mereka juga sudah terstempel sebagai model penghianat atau kutu loncat, ketika mudahnya mendukung pemerintah, keluar hanya masa kampanye, kalah balik lagi. Bandingkan dengan Demokrat, PKS, atau Gerindra, jelas lebih waras dan bagus mereka.

Pendekatan PAN sangat kasar, buruk, dan bahkan maaf busuk. Duri dalam daging karena selama di dalam pemerintahan kemarin toh dalam banyak isu strategis mereka memainkan dua kaki dan lebih dekat pada gerbong Gerindra. Apa model ini akan diulang, dengan tanpa ada kontribusi maksimal periode mendatang.

Lebih cenderung banyak ketidakgunaan juga. Membuang satu partai kecil banyak tingkah, ulah, dan tidak bisa dipercaya begitu buat apa, kemudian mengurangi soliditas kebersamaan dengan partai lain yang sudah terjalin baik. Itu  pun rentan adanya friksi ditambah partai ala PAN yang tidak jelas demikian.

Dengan pernyataan itu jauh lebih kental nuansa partai orientasi kursi dan jabatan, bukan menghargai proses dan perjuangan bersama di dalam meraih kesejahteraan bangsa. Apanya yang mau dijadikan "barter" untuk dukungan PAN itu? Nol besar kog.

Tidak ada alasan PAN itu mulia, hina bukan karena mendukung Jokowi, namun memang DNA PAN yang sudah hina sejak awal. Aneh dan lucu merasa mulai malah mengemis pada presiden bebek lumpuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun