Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humor

Troya Demokrat atau Demokrat Troya?

27 Mei 2019   08:32 Diperbarui: 27 Mei 2019   09:10 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Troya Demokrat, atau Demokrat Troya?

Perang Troya banyak yang paha bukan, juga siasat di dalamnya. Iya Troya bukan Kroya ataupun Korea yang disukai dramanya itu. Nah siasat Troya ini seolah membantu dengan kedatangan kudu, namun penuh dengan pasukan terpilih yang menyusup. Dan selesailah perang itu. Pokoknya begitu, lengkapnya tanya Tante Wiki.

Pilpres dan pileg dalam Pemilu 2019  menuju tahap akhir, dengan sengketa pemilu di MK. Serius MK dengan menggandeng lima lembaga hukum untuk membantu menangani ratusan kasus sengketa pemilu, baik pilpres yang paling heboh hingga dewan daerah yang tidak boleh dianggap remeh. Keren MK.

Perjalanan panjang pemilu itu sejatinya lima tahun, tidak hanya tiba-tiba masa kampanye saja, atau mulai pendaftaran. Perlu kerja terus menerus dan berkesinambungan. Mengapa riuh rendah sekarang, beberapa karena perilaku SKS zaman sekolah masih dibawa. Mau berak baru buat jamban, ya geger. Lihat yang serius berkompetisi diam-diam saja.

Salah satu yang ramai dan panas itu dalam koalisi 02, selain berkelahi di dalam, mereka asyik menciptakan narasi dan opini yang dari ke hari malah makin tidak jelas muaranya. Mereka maunya kursi presiden titik. Mau demokratis atau tidak bukan yang utama. Usai menuntut ke MK baru kelihatan aslinya yang selama ini berputar-putar, pokoknya Jokowi didiskualifikasi dan Prabowo presiden.

Salah satu yang parah adalah keberadaan Demokrat. Di mana mereka sejak awal jelas seperti apa warnanya. Mendukung dalam detik terakhir dengan drama harus didatangi bukan datang untuk memberikan dukungan administratif juga moral. Ya sangat wajar karena posisi presiden keenam.

Usai drama dengan tudingan kardus yang menguap begitu saja, mereka juga cukup terbuka mengatakan bahwa kader dan elit bebas menentukan dukungan kepada paslon capres mana, karena fokusnya adalah pileg, karena katanya efek dari capres usungan mereka tidak cukup membantu. Aneh dan lucu.

Drama demi drama khusus 02 cukup panas. Persoalan cara berkampanye saja menjadi konsumsi publik yang sangat heboh. Lagi-lagi detik akhir, soal ibadah atau kampanye di GBK, sebagai penutupan masa kampanye. Boleh mengritik namun apa dampaknya? Telat dan jelas bagi keberadaannya sendiri bukan koalisi.

Masa krusial penghitungan jelas lagi-lagi sama saja. Koalisinya ngotot antiMK, mereka tetap mengatakan MK. Masih juga beberapa dengan narasi yang sama, antipemerintah, tapi juga tidak mendukung Prabowo. Meledek Prabowo tapi juga malu menyatakan selamat ke Jokowi. Lagi-lagi aneh.

Usai segala upaya Prabowo mentok, dan tanda-tanda KPU akan ketok palu, beberapa corong masif mereka ramai-ramai menarik diri karena rekan mereka sadis dan menjadikan alasan Bu Any yang dijadikan bahan candaan dengan gerah-nya. Lucu saja sebenarnya memang hanya baru kali ini mereka tidak manusiawi? Come on kata Pak Beye, dan mereka lagi-lagi menjual kelucuan.

Troya ini entah menjadi korban atau pelaku si Demokrat, namun beberapa kepentingan patut dicermati dengan lebih sungguh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun