Menakar Peluang Pansus Kecurangan Pemilu ala Fadli Zon
Cukup menarik apa yang diwacanakan Fadli Zon selaku anggota dewan. kinerjanya selama ini yang hanya main medsos dan ribut tidak berisi itu mau ditutup dengan gong gede yang bertalu. Pansus kecurangan pemilu. Hebat dan gede ini. Namun apa bisa berjalan?
Melihat beberapa indikasi, susah melihat realisasi hal ini bisa terjadi. Faktor-faktor  yang ada justru cenderung tidak memberikan signal bisa terwujudnya gerakan politis parlementer ini. apalagi Bawaslu yang biasanya sejalan pun tidak memberikan respon balik yag senada. Apalagi KPU yang melakukan gawe besar ini pun jelas memberikan tanggapan lebih jelas lagi.
Kita lihat beberapa hal yang membuat hal itu sangat lemah;
Pertama, anggota dewan ini hanya akan bekerja dalam hitungan bulan saja. Dalam hitungan waktu yang relatif sempit itu, mereka pun terpecah konsentrasinya dengan mengulik hasil pileg dan pilres periode mendatang. Energi mereka sangat terbatas untuk bisa membuat aksi ini bisa berdampak besar. Susah melihat gerakan politis ini bisa berdampak hanya dari energi dan waktu ini.
Kedua, siapa yang mendukung gagasan ini coba. Paling hanya politikus dan partai gagal lolos yangmau menyelamatkan diri dan namanya. Namun apa cukup banyak dan siginifikan? Â Ketika parpol yang ada dalam kubu mereka lebih banyak yang naik secara lumayan, apa mau diajak terjun bebas?
Ketiga, parpol yang ada dalam koalisi mereka pun jauh lebih realistis bersyukur dengan kenaiakn suara mereka. Masing-masing naik kisaran 2% seperti PAN dan PKS, mosok mereka hendak baar capaian mereka sendiri untuk gerakan yang lemah dalam banyak hal.
Keempat, Demokrat yang mengalami kemunduran suara, potensi mendukung sangat mungkin. Namun melihat jauh-juah hari mereka sudah mengatakan nada yang berbeda, maka makin kecil kemungkinan mereka melakukan atau mendukung pilihan ini. Â Alasan 2024 Â jelas menjadi alasan sangat masuk akal.
Kelima, ujung atau muara pansus ini apa coba? Delegitimas kinerja KPU dan Bawaslu, dan pemerintah misalnya, apa efektif dengan masa kerja yang hampir berakhir ini? Pemerintah toh sudah selesai masa bhaktinya. Jika mau melemahkan dan menuding keburukan penyelenggaraan pemilu, jelas sangat mudah dipatahkan kog.
Keenam, kebingungan saja yang terjadi dalam diri partai Gerindra dan orang-orangnya dengan melihat kekacauan yang justru mereka buat sendiri. Blunder demi blunder yang ada itu buatan mereka sendiri. Jauh-jauh hari emang narasinya deligitimasi penyelenggaran pemilu saja.
Ketujuh, ancang-ancang rekan seia sekata mereka PKS dengan kesinisan-kesinisan jelas makin memperlemah. Ada dua indikasi sikap apatis yang mereka perlihatkan.