Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Blusukan ala Jokowi dan Kampanye 1000 Titik Sandiaga

26 April 2019   16:03 Diperbarui: 26 April 2019   16:13 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilpres memang sudah usai dalam tahapan pencoblosan, jika soal resmi masih kisaran sebulan ke depan. Hitung cepat dan hitung manual sementara masih cenderung memberikan point untuk pasangan Jokowi dan KHMA. Selain penghitungan, ada pula indikasi untuk melihat kemenangan  bagi pasangan Prabowo-Sandi menang itu jauh.

Klaim dan deklarasi kemenangan yang berlebihan, pada sisi lain terus menerus memproduksi adanya kecurangan dari pemerintah, penyelenggara pemilu, dan juga kubu rival yang dinilai curang. Cukup menarik, jika memang menang mengapa narasinya malah cenderung si kalah yang sewot.

Bahasa tubuh para pelaku juga susah untuk dengan meyakinkan jika itu adalah kemenangan. Bahasa tubuh loyo, wajah kuyu, dan gerakan tangan berat untuk menggelorakan semangat kemenangan. Aneh dan lucu bahasa tubuh itu tidak mempertontonkan sebentuk kebahagiaan.

Kehadiran si cawapres dan petinggi koalisi di dalam deklarasi yang berulang itu juga sedikit banyak memberikan sebentuk tanya kalau menang, mengapa tidak semua bergembira. Kemenangan mosok hanya sebagian kecil yang merayakan, aneh dan lucu.

Klaim kemenangan yang meningkat pesat, akhirnya mahal tidak masuk akal. Dari kisaran 55 % menjadi 62% dan terakhir 80%. Klaim 80% itu jelas tidak masuk akal, karena apa yang bisa meyakinkan dengan kampanye, dengan narasi, dan pola pendekatan mereka bisa meyakinkan sebagiann besar penduduk negeri ini.

Demi mmeyakinkan publik klaim kemenangan dari intern mereka, ketika di desak berbagai argumen dari para pelaku mereka tidak sesuai satu sama lain. Ini jelas susah untuk bisa yakin bahwa mereka benar-benar menang. Kemenangan akan diyakini dengan data valid dan memiliki kecenderungan sama di antara para pemenang.

Pemenang akan melupakan kontroversi dan blunder pihak lain. Nnamun mengapa malah narasi kecurangan dan malah melebar ke pelaku survey dengan pelaporan polisi, tuduhan ke mana-mana. Padahal apapun yang dikatakan surveyor tidak ada artinya jika KPU merilis hitung manual mereka. Mengapa begitu sewotnya dengan pemandu sorak dalam gelaran demokrasi. Aneh saja.

Membaca sekitar 30% buku Menuju Cahaya yang mengetengahkan perjalanan Jokowi, salah satu hal yang menarik adalah blusukan. Demikian efektif dan berdaya guna apa yang Pak Jokowi lakukan, baik di Solo dua kali, di Jakarta, dan nasional. Kisah yang dituturkan dengan lugas, jelas, dan sederhana.

Sandi sebagai cawapres sediit banyak sepertinya melakukan hal yang sama. Mengatakan sekian ratus atau ribu kota dan titik disinggahi. Namun mengapa dalam debat demikian belepotan dan narasi pengulangan itu-itu saja yang ada?  Beberapa hal yang patut dilihat;

Pertama, esensi yang dilakukan berbeda. Jokowi menggali benar-benar apa yang didatangi, bukan sekadar datang dan ha ha hi hi, namun benar-benar datang mencari akar permasalahan dan kemudian mencoba menguraikan untuk menemukan jalan keluar.

Kelihatannya Sandi melakukan yang sama, datang, seremoni dengan aksi olah raga, atau photo bersama, namun sering luput hingga dibawa ke debat. Ia hanya menemukan titik lemah bagi pemerintah untuk menyerang incumben. Coba jika itu diolah untuk memberikan sebuah alternatif solusi yang jitu dan lebih baik. Jelas akan berbeda hasilnya.

Kedua, Jokowi melakukan blusukan itu dengan konsep jelas, telah direncanakan, ditelaah, dan kemudian menjadi sebuah program, seperti menemukan banyak rakyat yang membutuhkan akses jalan untuk panenan, dibukalah jalan. Ada rakyat dan petani kekurangan air, perlu embung dan waduk. Masih banyak rakyat yang perlu tetapi susah untuk mengakses layanan kesehatan, ada program untuk itu.

Beberapa kali Sani juga melakukan, namun malah seolah hanya olok-olok semata. Mengenai harga bawang, korban banjir, dan masih banyak lagi, atau yang terakhir dengan nama ini dan itu. Namun apa yang terjadi berhenti pada nama dan peristiwa semata. Ide dan gagasan untuk mau apa dengan fakta itu masih gagap.

Ketiga, kecenderungan Sandi masih mengejar jumlah titik, kota, dan kehadiran fisik lebih kentara. Jelas ini memberikan dampak dan pembeda yang sangat jelas dan nyata di antara keduanya. Hanya datang, menemukan masalah, dan dijadikan bahan untuk menyerang bukan menemukan solusi yang lebih baik bagi pemilih.

Kedatangan Jokowi karena memang tahu dengan baik esensi kedatangan yang ia gali selama bertahun-tahun, bukan semata dalam masa kampanye, namun juga ketika menjalankan peran sebagai kepala daerah dan kepala negara. Dampak dan penggalian yang Jokowi dan tim dapatkan itu konkret.

Keempat, kecenderungan Sandi adalah menemukan masalah yang sudah ada konsep, menemukan fakta, dan solusi yang itu-itu saja. Jadi sudah ada dalam benaknya masalah itu, dan mencari pembenar dengan fakta lapangan, yang akhirnya lahirlah Sandiwara Uno. Karena memang bukan orang lapangan dia, jadi jika salah dan keliru sangat wajar.

Berbeda dengan Jokowi yang memang sejak awal orang lapangan, pekerja dari bawah, rasa perasaan yang sama itu ia jadikan cara untuk menemukan akar masalah dan kemudian dijadikan bahan untuk  mendapatkan jalan keluar. Berbeda titik pijak, berbeda pula jalan keluar, dan itu pembeda yang jelas kontras.

Dari sanalah hasil pemilihan juga tidak akan jauh berbeda. Usaha, proses, dan hasil itu tidak akan saling meniadakan. Mana bisa sih proses yang potong kompas, instan, bisa mendapatkan hasil yang terbaik?

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun