Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

OK-OCE dan Pilkada DKI Membantu Pemilu 2019 Lebih Baik

18 April 2019   09:17 Diperbarui: 18 April 2019   13:26 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Program gagal yang dibawa ke mana-mana, bahkan debat sekalipun, dulu masih manjur dengan kondisi pilkada DKI. Ini nasional, dan gagasan omong kosong itu sudah benar-benar terbukti.  Pemilih tidak mau terkelabuhi sebagaimana pilkada DKI. Memang pilkada 2017 itu berbeda banyak karakter dan  alasan untuk terjadi.

Miskin gagasan dan ide jelas menjadi masalah besar bagi sebuah gelaran pemilihan presiden. bagaimana duplikasi ide dan gagasan itu tidak lagi mempan, ketika ini menjadi program nasional. Dulu gagasan KJP dengan Plus, kini tiga kartu menjadi satu, malah blunder terbesar bahwa mereka tidak serius di dalam menghadapi pemilihan kali ini.

Beberapa hal lain yang membuat  suara mereka tidak banyak berubah dari pilpres 2014 adalah;

Jokowi sudah bekerja. Dan itu malah menjadi fokus mereka untuk menurunkan kualitas capaian. Ini kesalahan, bukan memberikan gambaran lebih baik ke depan, jika memilih mereka. Ada waktu empat tahun lebih yang tidak mereka manfaatkan seccara positif. Fokus mereka kejatuhan Jokowi bukan membangun gambaran positif mereka.

Melukai banyak tempat yang seharusnya mereka rangkul. Ada dua paling tidak yang patut menjadi perhatian. Soal tampang Boyolali, ketika pilkada Jawa Tengah 2018, representatif identik dengan pilpres, calon mereka  banyak mendapatkan suara nol di TPS, kini pilpres makin banyak karena tampang Boyolali.

Bali di mana pariwisata sudah demikian mendunia, diusik dengan gagasan yang sangat tidak sesuai dengan karakter dasar mereka. Apa yang sudah baik malah diusik dengan hal yang tidak sesuai dengan karakter dasar mereka. Mereka memiliki tradisi, aturan, dan halhal lain yang mendasar sendiri, mengapa harus diusik dengan gagasan mentah yang berbeda dengan perilaku mereka, tidak kalah baiknya pula.

Penguasaan materi yang jelas masih separo-separo, pura-pura bloon yang terus diulang. Di pilkada DKI ini sukses, lagi-lagi kondisi berbeda.  Konteks sangat jauh berbeda. Kesalahan karena berpikir masa lalu saja. Copas DKI abai kondisi nasional.

Lagi-lagi copas, Amrik.  Hal yang lucu dan aneh karena kondisi pemilih dan pemilihan yang  berbeda. Gagal membangun citra diri baik karena lawan yang didengungkan tidak faktual dan nyata di sini. Trump sukses karena memang Amrik pernah jaya dan mau dikembalikan. Tudingan pada imigran dan agam pun sahih di sana, di sini kambing hitam PKI dan antiulama mudah terpatahkan.  Ini yang mereka abaikan, karena sibuk mengais-ngais kesalahan Jokowi saja.

Kecemasan dan ketakutan yang didengung-dengungkan ternyata mendapatkan banyak fakta yang berbeda dengan kondisi lapangan. Hal yang cukup positif bahwa bangsa ini tidak takut dengan ketakutan ala Trump. Kita patut berbangga bahwa Indonesia lebih demokratis dari si penganjur demokrasi itu sendiri.

Pemilu belum usai sepenuhnya, namun melihat banyak fakta positif yang dipelajari bangsa ini, baik dari daerah, bahkan dari Amerika Serikat sekalipun, selayaknya kini menatap ke depan. Bersatu untuk Indonesia yang lebih baik.

Energi buruk yang sekian lama telah dihambur-hamburkan perlu dialihkan menjadi daya juang dan membangun bangsa dan negara yang lebih baik lagi. Pembangunan selama ini dengan beban berat nyinyiran dan cibiran sudah waktunya dihentikan dan jadikan cambuk untuk melaju jauh ke depan untuk Indonesia lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun