Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Usai Debat Capres, 01 Langsung Kerja, Capres 02 Ngeles ke Mana-mana

22 Februari 2019   09:00 Diperbarui: 22 Februari 2019   09:25 1510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Debat capres periode kedua, kali ini masih berkepanjangan. Seolah masih belum puasa, terutama kubu 02. Masih saja mengeluarkan pernyataan yang sejatinya omong kosong semata. Jelas  tampak hasil di panggung seperti apa. Sama juga  pertandingan sepak bola sudah peluit panjang, namun suporter masih ribut bertikai soal permainan.

Tidak mengubah apapun. Semakin banyak omong dan ribut di luar arena buat apa. Semua sudah selesai, jauh lebih bijak adalah mempersiapkan untuk periode tiga dan empat, agar tidak lagi jadi bulan-bulanan bak permainan liga 1 Perancis vs liga 1 Indonesia lagi. Sama-sama capres beda kelas kemarin itu. sama-sama liga 1 toh beda juga levelnya bukan? Sama-sama capres beda kelas juga.

Jokowi sebagai capres sekaligus presiden memang tetap bekerja bahkan langsung kunjungan ke daerah. Sesuai dengan apa yang menjadi nama kabinetnya, Kerja, di mana memang kerja dan kinerja menjadi unggulan. Apa yang dilakukan konsisten dan memang bisa dilihat rekam jejak dan hasilnya.

Miris justru dari sisi koalisi 02, di mana sudah kalah, bolehlah menglaim menang, hanya orang tidak normal yang masih yakin itu ada dalam kendali mereka. Namanya debat politik, kalah menang tidak seperti pertandingan bola yang jelas hasilnya. Di mana kedewasaan, sportifitas, dan kesiapan menang dan kalah yang sangat wajar dalam demokrasi itu menjadi penting.  Kembali ke nurani, dan itu berkaitan dengan segi spiritualitas. Dan memang lemah tampaknya.

Beberapa hal usai debat yang menarik dicermati adalah,

Malah meributkan soal alat komunikasi dan kecurangan yang jauh dari akal sehat itu. Seolah film dan sinetron yang kekanak-kanakan. Sama sekali tidak ada nalar normal yang bisa menerima itu sebagai kebenaran. Apa susahnya sebagai incumbent untuk menguasai materi itu? Ini hanya dalih atas kesalahan fatal tim mereka yang tidak menyiapkan kandidatnya dengan baik. Kebanyakan menebar perang psikologi sia-sia, murahan semata.

Mengenai penguasaan lahan yang diakui kandidatnya sendiri. Klarifikasi timsesnya malah dibantah oleh pihak yang diklaim mereka sebagai pengelola. Atau menuding pihak lain juga memiliki itu. jauh lebih smart, jika mereka malah mengupas sisi lain mengapa itu bisa terjadi di masa lalu, dan langsung dengan aksi mengembalikan tanah secara resmi, dilakukan dengan seremoni besar, jelas itu keuntungan.

Eh malah melaporkan sebagai serangan pribadi. Jelas-jelas mengaku iya, mengapa kini timsesnya malah ke mana-mana. Kesalahan fatal dan tragis hanya karena tidak bijak. Emosional penuh kebencian yang melemahkan nalar.

Jokowi mengatakan membangun jalan 191 ribu km, dan malah dikritik sih masih wajar dan baik, malah dituding sebagai kebohongan dengan membandingkan dengan besaran bumi. Akhirnya malah jadi olok-olokan, karena  memang maaf sangat bodoh ingat dengan kualifikasi pendidikan dana pengalaman, tidak serendah itulah sebenarnya logikanya.

Padahal banyak hal yang bisa dianalisis dan dijadikan bahan perbaikan bagi tim dan kandidat mereka. Fokus pada sisi Jokowi lagi, dan itu hanya hendak mematahkan prestasi Jokowi yang malah membuat mereka kalang kabut. Lihat saja terbukti dalam artikel ini.

Mengapa harus fokus pada jalan yang dibangun Jokowi, bukan apa yang akan mereka lakukan. Fokus pada capres sendiri, mengapa hanya mengulik capres pihak lain. Jelas itu sangat merugikan tim sendiri. Jelas kalah sebelum bertanding, pas bertanding, dan usai bertanding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun