Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Penguasaan Lahan, Sekali Tepuk Dua Nyamuk Mati, Debat ala Jokowi

18 Februari 2019   09:56 Diperbarui: 18 Februari 2019   10:29 3181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Debat semalam sudah usai. Namanya politik terserah seperti apa mau dimaknai. Lha sepak bola yang jelas menang kalahnya saja masih bisa dibuat geger oleh pendukung masing-masing. Apalagi politik yang tidak jelas menang atau kalahnya.  Perdebatan antarpendukung dan saling klaim.

Kelucuan itu tidak akan pernah selesai karena memang kondisi berpolitiknya masih seperti ini. Ada kelompok yang kudu menang, andalan pokok e dan tidak mau tahu kondisi real yang ada. Jiwa sportif masih tataran normatif dan dalam level basa-basi. Belum menyentuh sampai perilaku mengakui pihak lain unggul. Ada plus minus dari rival.

Salah satu yang paling telak, dan narasi yang dibangun selanjutnya menyerang pribadi. Toh menjadi tidak penting ketika itu adalah fakta, padahal pihak yang sama selama ini gembar-gembor  kekayaan negeri dikuasi 1% saja dari anak negeri. Atau kekayaan hanya mengalir pada elit. Ke mana kata-kata peduli pada rakyat miskin, ketika kekayaannya sebesar itu. Belum lagi dari mana didapatkannya tanah seluas itu?

Orde Baru dan Kehendak Menghidupkannya

Cukup ramai beberapa waktu lalu, ketika partai Berkarya dengan kepemilikan dan banyak tokoh elitnya adalah keturunan langsung Pak Harto hendak menghidupkan Orde Baru jika koalisi mereka menang. Masih semata klaim, mengulik ini dan itu kesulitan hidup di masa Orde Baru. Dan segala ulasan yang membeberkan beberapa kejadian pahit yang tidak diulang.

Semalam, hal itu mendapatkan konfirmasi dan pengakuan langsung ketika memiliki ratusan ribu hektare tanah dan itu bukan semata tanah ada juga mineral tambang yang akan  membuat kaya raya tujuh turunan dan itu karena tanjakannya siapa bukan?

Siapa mendukung koalisi 02 dan adanya Berkarya yang hendak menghidupkan kembali masa itu jelas keliru. Fatal memilih akan menyerahkan bangsa ini menjadi milik mereka sendiri dengan elitnya. Kemana rakyat, memang hanya akan mengontrak kepada mereka? Ingat menantu saja mendapatkan ratusan ribu hektare, bagaimana anak-anak kandung, cucu, besan, dan seluruh anggota keluarga mereka?

Jawaban Jokowi yang mengatakan era pemerintahannya tidak membagi-bagi demikian, jelas membuat susah lagi untuk dapat membalas atau menjawab bagaimana lagi, fakta bertolak belakang selama ini.

Memperoleh sedikit konfirmasi pula, pantas ada aksi penolakan  dan penilaian buruk pembagian sertifikat selama ini. Kubu mereka  kemungkinan yang banyak terkena dampak yang merugikan mereka.

Orde Baru selesai dan yang mempromosikan itu juga ikut selesai. Tidak ada lagi kesempatan, ketika terbukti bahwa model pengelolaan sumber daya alam dan tata kelola negara seperti itu. Tidak usah lagi  dipilih yang mengelola negara dengan cara demikian.

Capres 02 dan Kondisinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun