Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fadli Zon, Farisi-Yahudi, dan Keadaban Politik

9 Februari 2019   08:46 Diperbarui: 9 Februari 2019   09:30 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih cukup banyak yang bereaksi atas puisi tidak patut seorang pimpinan dewan pada kyai sepuh. Kyai sepuh lain pun ada yang cukup duka, di dalam menyikapi puisi itu. miris memang melihat sepak terjang pimpinan dewan yang seolah tidak paham tugas dan kewenangannya yang katanya yang mulia itu.

Perbedaan politik itu wajar, biasa, sebagaimana bedanya selera dan pilihan di dalam melihat tayangan televisi mau menonton sinetron atau sepak bola. Itu saja, jangan kemudian yang memilih menyaksikan sepak bola merendahkan penonton sinetron. 

Atau penikmat sinetron mencela reputasi dan selera penyaksi bola yang naif wong 22 orang ngerubuti satu bola.

Aksi berpuisi ria FZ ini cukup menarik, jika dibandingkan prestasinya di dalam kinerja sebagai pimpinan dewan. Ulasan lebih lengkap bisa dilihat di Fadli Zon Muisi Terus, Kapan Kerja? Sederhana saja cukup membanggakan atau malah memilukan, itu.

Dalam artikel ini, cukup menjadi sebentuk sapaan agar makin mengenal diri, sebelum menuding pihak lain, apalagi tokoh yang dihormati, Puisi, Fadli Zon, Layar Lebar, dan Perlu Cermin Besar

Pantas saja jika kinerjanya minim, malah lebih banyak bicara di luar konteks tanggung jawabnya.

Farisi, itu sebuah kelompok, aliran keagamaan, kadang juga partai politik di dalam tradisi Yahudi lama. Kelompok ini salah satu yang paling taat akan azas dan aturan. Ortodoksi menjadi salah satu ciri baik mereka. 

Namun di balik itu mereka ini akan mengecam siapa saja yang tidak sesuai dengan pola pikir, aliran, dan kebiasaan mereka. Merekaa juga menuntut tinggi pada umat, namun sering lalai melakukan apa yang seharusnya dengan mengatasnamakan ortodoksi ajaran nenek moyang, atau kadang Taurat.

Sikap mereka sering ugal-ugalan, bahkan tidak jarang menggunakan hoax di dalam menyudutkan pihak lain dan mencoba menaikan eksistensi mereka. Dalam salah satu kisah, ada mukjizat pengusiran setan. Apa yang mereka lakukan? Eh malah mereka menuduh pengusiran setan itu dengan kekuasaan biang setan.

Mereka juga bisa berkolaborasi dengan siapa saja yang biasanya menjadi musuh mereka, demi menyingkirkan rival bagi mereka yang terlalu kuat. Perilaku mendua, main dua kaki, dan munafik sangat biasa bagi mereka. Atas nama ortodoksi dan agama leluhur mereka bisa juga menghianati apa yang yang hakiki dan sejati.

Melihat rekam jejak, perilaku, dan pilihan-pilihan FZ dan koalisi 02 kog tampaknya tidak jauh-jauh amat dengan Farisi ini. Bagaimana perilaku mereka yang ugal-ugalan di dalam menuding dan menunjuk namun lupa siapa mereka itu sejatinya. Tentu paling miris mereka menista ulama, padahal mereka juga menuding pemerintah melakukan kriminalisasi ulama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun