Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Yusril Versus Rizieq, Politikus dan Petualang Politik

4 Februari 2019   08:37 Diperbarui: 4 Februari 2019   09:05 1943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jawaban kedua, suara FPI tidak signifikan, toh tidak membawa kemenangan, minimal lolos ke Senayan dalam edisi-edisi pemilu lampau. Jelas ini meledek soal partai politik bagi Risieq. 

PBB saja yang kamu dukung tidak lolos, padahal masih ada banyak komponen lain, kira-kira begitu, apalagi hanya kamu sendirian.

Manufer cerdik demi keberadaan PBB yang masih ada, bukan hanya pernah ada. Pilihan yang tidak sulit dan itu rasional. Polemik jelas menguntungkan, daripada sekadar isu, kebohongan, hoax, dan kebencian.

Ini masih normal dan normatif bagi dunia perpolitikan. Dukungan untuk mendapatkan juga keuntungan. Jangan campur adukan dengan dunia spiritualitas. Yang memegang komitmen tanpa pamrih. Naif saja.

Rizieq dan capaiannya

Kiprahnya dalam keagamaan belum cukup membawa keyakinan sebagaimana NU dan Muhamadiyah atau yang lainnya. Orang akan cenderung melihat sepak terjangnya yang masih mendua. 

Mengadakan sweeping maksiat katanya, namun perilaku kekerasan dan menang sendiri lebih kuat dan itu tidak pernah ada dalam ormas keagamaan lain. 

Ini jelas  watak yang tidak akan membawa pengaruh baik jika menjadi partai politik. Yakin tidak akan bisa berkembang baik dan membesar.

Saya kog meyakini, hanya karenaa 212 dan Ahok kalah saja yang membuat mereka seolah besar. Padahal 212 dan Rizieq di dalamnya hanya alat.  Alat semata bagi permainan politik yang lebih besar. 

Nah apakah alat akan bisa berdiri sendiri? Jelas tidak. Ini pasti dipahami Yusril, namun tidak dengan beberapa orang yang kacau dalam hitungan politiknya.

Alat, yang selama ini "sukses" dalam beberapa aksi, namun kabur dan tidak berani bersikap ksatria hanya untuk menjadi saksi atas perilakunya sendiri. Ini sederhana, tidak rumit, namun menjadi rumit dna berkepanjangan, karena saling sandera dan melindungi kepentingan siapa di balik "alat" itu. itu saja dan sederhana. Politik yang menjadikannya pelik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun