Menjelekan soto bukan memperlihatkan bakso memang lebih mudah dan murah, nah lagi-lagi ketahuan kualitasnya yang minim. Tidak tahu jaulannya sendiri, lebih gampang menjelek-jelekan kualitas pihak lain yang sudah jelas kinerjanya.
Melihat apa yang mereka sajikan, ke mana arah kebenaran soal yang "takut" debat sebenarnya. Pengalaman siapa yang lebih berpengalaman dan telah merasakan berkali-kali manisnya hasil debat. Sisi lain satunya belum begitu merasakan dampak debat itu seperti apa dalam kinerja mereka.
Kebohongan demi kebohongan seolah telah menjadi gaya kampenye yang handal, malah satu-satunya bagi kubu ini, apa iya mau diberik kepercayaan untuk memimpin bangsa sebesar dan sekaya ini? Mau dibawa ke mana coba? Apa mau jadi bangsa Pinokio?
Terima kasih dan salam