Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengaruh 212 dan Elektabilitas Jokowi dan Prabowo si Tamu Sewot

6 Desember 2018   11:06 Diperbarui: 6 Desember 2018   11:32 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tokoh-tokoh yang hadir pun banyak yang sedang berurusan dengan hukum, baik yang sudah jelas ataupun yang masih upaya awal. Mirisnya mereka bukan taat hukum, namun malah ngele, menuduhh ini dan itu. Bagaimana bisa diyakini bahwa mereka itu punggawa dalam hidup keagamaan?

Jargon-jargon yang ada lebih bernuansa PKS dari pada Gerindra.  PKS sangat perlu panggung, namun mereka juga tidak berani vulgar dan setrang benderang Demokrat karena mereka masih juga ngarep di DKI-02, yang hingga kini masih pula tarik ulur. Permasalahan sangat kompleks pemliu 2019 ini, kreatifitas menjadi penting. Dan siapa yang mendapatkan kredit positif 212, lebih cenderung PKS.

Sudah parah ditambah gelontoran masalah oleh Berkarya yang lagi-lagi memiliki agenda sendiri. Mau menghidupkan masa lalu, Orde Baru yang dalam sudut pandang yang dulu di dalam adalah enak, padahal korban langsung itu masih begitu banyak dan segar, waras, dan sehat pikirannya masih bisa bersaksi. Berbeda jika 40 atau 50 tahun lagi sudah banyak yang jompo dan pikun. Ini pun point buruk bagi Prabowo dan kawan---kawan.

Apakah ini menggerus pemilih Jokowi? Sangat tidak signifikan, berbeda jika yang hadir itu lebih dari 20 juta, tentu bukan aksi maksa di Monas saja, jika di sepuluh kota serempak dengan jumlah kehadiran masing-masing tiga juta begitu, klaim BPN Prabowo yang mengaku telah menguasai 29 provinsi itu benar adanya, bukan hanya omong kosong dan omong besar.  Satu tempat saja masih jauh dari angka besar selain klaim.

Kompaknya partai politik kubu Jokowi yang tidak ada yang hadir, bahkan tokoh 212 era 16 banyak yang tidak datang, makin memberikan arah ke mana kegiatan itu. Efek ke Jokowi sangat kecil, bahkan bisa mendapatkan limpahan pemilih, yang merasa arah Prabowo tidak sejalan lagi. Pemilih potenial Jokowi tidak ada yang terpengaruh malahan lebih kuat.

Ormas terbesar NU dan Muhamadiyah pun sejalan dengan apa yang dipilih pemerintah, pun MUI banyak yang tidak melihat urgensi kegiatan itu. Ke mana arah para pemilih yang berada dalam naungan ormas kedua itu makin terbaca dengan baik.  Benar mereka netral dan tidak mengarahkan anggota untuk memilih atau tidak memilih, namun kehadiran mereka kemarin menjadi indikasi kuat ke mana pilihan mereka.

Kemarahan dan kejengkelan Prabowo malah makin memperjelas arah 212 yang tidak sepenuhnya acara reuni. Kampanye terselubung yang gagal. Mengapa harus marah jika itu bukan acaanya coba? Pikirkan dengan jernih, jika ada tamu kog marah mengapa acara yang dihadirnya sepi dari sorotan media itu wajar tidak? Yang akan jengkel itu penyelenggara atau pemilik acara. Tamu mengapa sewot?

Tampilan Prabowo makin kelihatan aslinya, mudah tersinggung, grusa-grusu, dan maunya menjadi pusat perhatian utama. Orang lain tidak boleh melebihinya. Ini masalah juga ketika Sandi memperlihatkan langkah yang identik. Ada juga SBY yang senada. Pantes saja ia menilai koalisinya aneh. Koalisi ini rapuh karena dibangun oleh kepentingan yang beragam, tidak ada sikap menang-menang, dan lebih cenderung cari aman dan tidak peduli, jika itu perlu mengalahkan yang lain.

Rapuh yang disadari namun tidak disiasati dan diselesaikan ya buat apa. Apalagi lebih sering menuding pihak lain sebagai  pelaku ketidakadilan, mereka dikorbankan dengan kriminalisasilah, dengan anehaneh lainnyalah, dan itu lebih mempertontonkan sifat kekanak-kanakan.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun