Alasan yang sangat menjual karena mereka melihat prestasi pemerintah dan jika berhenti sangat disayangkan karena kontinuitas pembangunan bisa terganggu. Realistis dan sangat penting, ini model kampanye yang benar dan seharusnya.
Harry Tanusudibyo, hal yang identik dengan LNM, hanya dia memiliki beberapa media cukup signifikan yang cukup memberikan tekanan yang tidak cukup kecil di periode lalu. Partai yang dibentuk pun tidak banyak peran, namun medianya paling tidak, cukup mendukung bukan menjadi penghambat.
Cukup mirip dengan LNM, di mana posisinya hanya tidak membantu banyak, namun juga tidak memberikan manfaat bagi rival. Hanya menjadi pendukung yang tidak menelikung, soal suara dan sebagainya toh tidak demikian signifikan.
Mahfud MD. Lagi-lagi ini tidak terang-terangan, dan memang tidak sama dengan tokoh partai politik. Namun melihat beberapa sikap, pernyataan, dan pilihan di dalam menjawab isu dan peristiwa, keberadaan ketua tim ses kubu yang berpindah kubu itu secara psikologis telah banyak menghabiskan energi. Jelas tidak akan membuka kedok dan borok, melihat rekam jejaknya selama ini.
Dampak psikologis jauh lebih besar daripada keuntungan suara atau pemilih. Ada namun tidak cukup signifikan, ya lumayan. Jelas lebih membuat tekanan bagi 02.
Itu yang diperoleh dari kubu Prabowo ke Jokowi, Prabowo pun mendapatkan beberapa bekas menteri yang diganti, hal yang tidak cukup bagus karena lebih cenderung sakit hati berkumpul, bukan memberikan harapan baik jika motivasinya kecewa tentunya.
Terima kasih dan salam