Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Prabowo Makin Gontai, Demokrat Merongrong

13 Oktober 2018   05:00 Diperbarui: 13 Oktober 2018   05:04 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Susah banyak berharap bisa mendulang suara meningkat secara signifikan. Segala daya upaya dilakukan, sayangnya lebih banyak model asal menyerang incumbent. Empat tahun menjelang sebagai oposisi juga tidak memberikan dampak positif, karena kecenderungan bahwa pemerintah pasti jelek dan salah. Ini jelas fatal. Empat tahun sia-sia, abai membangun citra positif, dan asal dan pokoknya menjadi andalan.

Modal menjadi "oposisi" yang cukup  minim pun tidak bisa dibangun dengan koalisi yang solid, manntab, dan bagus. Malah terpaan isu jenderal kardus yang tetap tidak bisa hilang dari benak bangsa ini, terutama Demokrat dan Andi Arief. Hal ini kembali jadi amunisi dalam poin nanti secara khusus.

Koalisi yang dibangun atas saling sandera dan dugaan kardus sebagai pemersatu, membuat sangat rentan. Dan betul sekali, bisa juga disaksikan bagaimana susahnya menentukan DKI-2, simalakama, Taufik adalah kader militan, sisi lain PKS adalah mitra karena tiada pilihan.  Dua-duanya membuat pening Prabowo. Apalagi sabu bersih tiga slot strategis pilpres sudah mereka embat semua.

Gonjang-ganjing yang masih belum stabil seluruhnya, eh dihempaskan dengan kecerobohan, kesalahan fatal di dalam mengolah materi, terutama berkaitan dengan kisah Ratna Sarumpaet yang malah menjadi bak bola salju itu. Kebersamaan yang sangat rapuh menghadapi badai jauh lebih dasyat, jelas semua menyelamatkan diri masing-masing.

Sikap menyelamatkan diri ini nampak dengan jelas dan membiarkan Prabowo mati kutu hanya loyalis terdekat saja yang memberikan proteksi yang tetap tidak cukup mampu menjadi benteng yang selayaknya.  Bagaimana mereka kelihatan melakukan serangan ke Ratna Sarumpaet, namun abai bisa menjadi bumerang yang menyeret justru pihak-pihak yang selama ini masih belum disebut polisi sekalipun.

Tanggapan dan reaksi berlebihan Amien Rais jelas menjadi blunder sangat parah.

Pertama soal tuntutan untuk kapolri yang ternyata tidak berhenti usai puja-puji aneh Amien karena nasi gudeg. Ini bisa menjadi persoalan serius bagi Amien pribadi dan koalisi secara umum. Akan sangat riskan jika akan mengait keberadaan pemerintah dengan reputasi yang sudah sangat parah selama ini.

Kedua, soal ungkitan KPK yang masih sangat mentah, dini, dan berpotensi dipatahkan dengan relatif mudah karena data yang ada masih sangat sumir, belum lagi malah kisahnya sendiri bersama KPK bisa menjadi pemicu membuka kasusnya. Jauh lebih merugikan bagi Amien dan kawan-kawan.

Ketiga, mengatakan Ratna Sarumpaet telah jadi sampah. Sangat menyakitkan dan bisa menjadi blunder ke mana-mana, ingat sudah ada pernyataan salah saya sendiri dari RS, namun dengan pernyataan ini, jangan kaget jika berubah cerita dan malah menyeret siapa saja yang selama ini masih dalam  genggaman dan diwakili kata "setan" itu.

Keempat, ada sebagian pihak dari Gerindra yang melaporkan ke polisi RS. Ini jelas banyak langkah di dalam Gerindra yang saling tidak tahu. Bisa menjadi bom bunuh diri bagi yang lain apa yang diambil ini.

Perilaku ugal-ugalan sepuluh orang yang oleh pengamat sangat mereduksi kemungkinan suara Prabowo. Sepuluh orang yang menggunakan isu RS dengan nada yang sama, ketika ada pengakuan ngeles dengan sepuluh macam alasan, dan jelas semua mengamankan diri sendiri. Ini sangat fatal karena kevokalan mereka juga sangat besar. Panggung diberikan media, sangat merugikan bukan positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun