Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kontribusi Liga untuk Timnas Sepak Bola

21 Agustus 2018   09:22 Diperbarui: 21 Agustus 2018   09:50 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keren dan luar biasa permainan timnas yang lolos ke fase gugur sebagai juara grup. Tidak usah mengaitkan dengan Jokowi juga kalau mau berkomentar. Sama sekali tidak ada hubungannya. 

Melihat Luis Mila sejauh ini, apa yang ia alami, kesulitan, dan capaian, muaranya sebenarnya pada liga yang masih jauh dari apa yang akan bisa membantu timnas yang kuat, solid, dan menangan dalam banyak kondisi. 

Apa yang Luis Mila dan timnas capai sudah memberikan gambaran permainan yang apik, soal target empat besar sebenarnya bukan sebuah keharusan, namun kerangka tim yang baik sudah jelas terlihat lebih penting.

Liga yang belum banyak memberikan kontribusi bagi tim nasional. Salah satu yang paling jelas posisi penyerang. Hingga hari akhir menjelang ke Asian Games masih bingung mau memanggil siapa. 

Pemain senior, naturalisasi, yunior, bolak-balik, bongkar-pasang, dan akhirnya naturalisasi gaek yang memberikan gol demi gol dengan menjanjikan. Wacana pelarangan klub liga menggunakan penyerang asing sebenarnya sangat membantu. Daftar pencetak gol dalam liga lebih banyak pemain asing. Bingunglah tim nasional.

Klub tentu jauh lebih mengharapkan hasil daripada pembinaan. Membeli penyerang haus gol dan menjanjikan jauh lebih mudah daripada memberikan kepercayaan kepada pemain lokal, yang sekian lama tidak ada yang mendekati kesuburan pemain asing. Era Bepe, Boas, Samsul Arief belum lagi ada yang menjanjikan sekelas tim nasional.

Peraturan dan hukuman yang perlu ketegasan. Semalam, untung Hansamu tidak mendapatkan kartu merah, dalam kondisi saling sikut, memukul dan membekas itu bisa sangat berbahaya. Apakah karena tuan rumah, atau entah mengapa untung hanya kartu kuning. Jika kartu merah jelas jauh berbeda hasil akhirnya.

Model pelanggaran yang banyak ditoleransi di liga jelas menjadi bencana, memang sudah banyak perubahan, namun perlu kerja keras lagi untuk mengatasi penyakit mendasar ini. 

Kadang wasit juga takut dengan nama besar pemain. Apalagi pengurus yang sering ikut campur atas nama kepentingan lebih besar. Hukuman bagi Wanewar dari pelatih dengan tidak pernah memanggilnya bisa menjadi contoh ketegasan. Hal yang serius untuk ke depan, sehingga main di level yang lebih tinggi tidak memalukan.

Siaran langsung liga besar memang menarik, juga bagi media, sangat menguntungkan. Namun liga di sini belum sekelas La Liga, Liga Inggris, atau liga top lainnya. 

Menonton itu seolah sudah mendekati, jadi kadang berpikir sudah maju namun perilakunya berkebalikan. Barca, Madrid, atau klub top lainnya, bisa semua pemainnya main di tim nasional masing-masing negara, klub tidak khawatir karena jadwalnya terintegrasi dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun