Kesembilan, rekam jejaknya menampilkan sikap bahwa akan menjadi salah satu kandidat presiden, dan itu akan bisa dicapai dengan relatif mudah. Hal yang memang tidak dinampakan secara nyata, kasat mata, dan gamblang, namun dari perilaku dan pilihan kebijakan kog ada indikasi ke sana. Apakah parpol rela? Jelas enggan. Parpol bisa hanya dimanfaatkan itu yang menjadi keengganan parpol mengusungnya.
Kesepuluh, hampir setahun lebih banyak banyolan daripada prestasi, pun kerjasama dengan wakilnya tampak tidak sebagaimana mestinya. Paling tidak dalam menghadapi beberapa kejadian dan isu mereka silang kata, dan itu menjadi bulan-bulanan. Apakah mengejar ketenaran saja cukup? Jelas tidak, pontang-panting partai politik untuk membela menghabiskan energi, apalagi gratis, siapa mau.
Kecil kemungkinan sebagaimana pernyataan dan pengakuan Anies kalau Sandi dipilih usai ia menolak. Toh media, politikus, dan elit juga tidak akan mengatakan ah Anies bohong, semua tentu tahu sama tahu bagaimana bersikap politis itu. Tidak ada nilai pembenar yang cukup signifikan menomorsatukan Anies daripada Sandi.
Pengakuan yang tidak ada bobotnya bagi kontestasi toh tidak akan pernah diklarifikan dari parpol, apa untungnya bagi mereka juga. Anggap saja orang kecewa, dan itu cukup.
Terima kasih dan salam
 Â