Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Demokrat, Pagi 10 Agustus 2018

10 Agustus 2018   07:19 Diperbarui: 10 Agustus 2018   13:16 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Demokrat pagi ini tentu sibuk berat, bagaimana tidak semalam kebersamaan yang mereka jalin sudah melakukan start tanpa mereka. Memang masih bisa berubah. 

Deklarasi Prabowo Sandiaga belum merupakan legalitas atas ketidakikutan Demokrat dalam gerbong sisi Pak Prabowo, pun bisa juga ikut kebersamaan Pak Jokowi dengan partai lainnya. Masih sangat mungkin.

Pilihan poros alternatif sudah amat sulit, siapa yang mau digandeng jelas hampir tidak ada. Membutuhkan partner dua parpol ujung-ujungnya adalah siapa menjadi apa lagi dan lagi, ketika satu jatah sudah jelas milik AHY. Artinya salah satu dari dua parpol untuk jadi penonton. Sangat kecil, bisa saja, namanya politik.

Kecenderungan mau ikut yang mana, hanya ada waktu tidak sampai tiga jam ke depan, jika mau balik kanan. Pukul sembilan dinyatakan kubu Pak Jokowi akan mengadakan deklarasi dan mengatar pendaftaran ke KPU. 

Waktu untuk memutuskan tidak banyak. Memang jika mau bersama Pak Prabowo masih lebih dari cukup banyak waktu untuk itu. Toh tinggal tanda tangan. Beda jika sisi satu dengan banyak pertimbangan dan perseteujuan dari partai politik yang bisa saja tidak akan mudah.

Kondisi yang tidak mudah  bagi Demokrat dan SBY, karena jika kali ini abstain, tidak mengusung calon, maka periode berikut akan terkena pinalti. Padahal saat itu justru usia AHY pas sangat matang untuk bisa ikut kontestasi nomor satu bangsa ini. Tentu tidak akan disia-siakan, karena menunggu untuk 2028 jelas momentum itu bisa berantakan.

Melihat  peta dari Demokrat, paling tidak ada dua ungkapan dari bagian elit mereka memiliki kecenderungan mendukung Jokowi. #jokowi2periode, jelas ke mana arah ujaran tersebut. 

Kedua, pengakuan soal kedekatan dengan bakal calon wakil presiden KY Ma'ruf Amien. Dua hal yang masih sangat samar karena yang mengatakan bukan SBY, keputusan toh SBY, namun cukup jelas dengan betapa panasnya kemarin soal "kardus."

Kondisi tidak mudah bagi Demokrat ketika barisan pengusung Jokowi menyatakan menutup pintu untuk itu, paling tidak juga ada dua yang telah menyatakan, Nasdem dan Perindo, kembali toh  yang menentukan tetap Jokowi dan parpol secara umum. Memang sangat tidak mudah.

Pelajaran bagi SBY dan Demokrat

Politik itu cair, jelas saja, jangan mengulangi 61 kursi itu seperti Golkar episode 2014 yang tidak bisa ikut kontes puncak dan hanya  ikut di sisi legeslatif yang cenderung anak tiri itu. Jawara namun hanya menjadi penonton semata.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun