Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Belajar dari Rahasia Perancis Juara Dunia untuk Asian Games

20 Juli 2018   20:09 Diperbarui: 20 Juli 2018   20:57 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Asian Games menjelang, usai piala dunia yang gegap gempita, kini Bangsa Indonesia akan menjadi tuan rumah. Tinggal hitungan hari, namun banyak hal masih belum optimal nampaknya. Masih hangat adalah piala dunia yang mengantar Perancis untuk kali kedua jawara. Apa yang bisa dipetik, bukan hanya gemerlap siara langsung dan keriuhan ini dan itu. Paling tidak, cabor bisa memetik hal sebagaimana berikut. Secara teknis, yang datang dan lolos dalam gelaran level Asia ini relatif sama. Namun ada hal-hal yang bisa berpengaruh.

Rahasia kamar ganti yang kondusif. 

Sedikit banyak turut menentukan juara, medali, dan capaian. Bagaimana Jerman compang-camping, karena adanya disharmoni, karena ditengarai karena adanya pemain yang menghendaki pemain lainnya untuk dibawa. Ketika pemain itu tidak bermain, kemenangan memang diraih, dan kembali mereka turun ke lapangan, kalah dengan tragis, bahkan oleh tim yang tidak pernah disangka akan bisa menyingkirkan mereka.

Argentina pun ternyata tidak jauh berbeda. Isu pemain yang tidak dibawa, hingga pelatih yang tidak lagi dipercayai oleh pemain. Bagaimana bisa kondusif jika demikian. pemain bintang pun tidak akan banyak membantu jika kondisi tidak solid terlebih dahulu.

Spanyol dengan keberadaan pelatih yang dipecat H-1 karena permainan klub, sangat berpengaruh pada hasil timnas. Bagaimana mereka terseok-seok di penyisihan dan kandas  karena memang sangat tidak meyakinkan untuk melaju jauh.

Kroasia yang bisa sampai ke partai puncak pun mengalami friksi kecil. Meskipun pelatih tegas dengan mengirim pulang pemain yang tidak respek, tetap berpengaruh walaupun tidak sebesar kedua tim lainnya. Ada peristiwa yang seharusnya bisa diatasi sebelumnya.

Variasi skema permainan.

Perancis bisa berhasil karena memiliki skema permainan yang bervariasi. Tidak monoton, dan bisa menghadapi tim dengan gaya yang berbeda. Hal ini tentu bisa dipakai oleh tim atau cabang olah raga apapun. Dengan variasi skema permainan sangat membantu sehingga pihak lawan kesulitan mengembangkan permainan. Variasi juga membuat pemain tidak terforsir tenaganya secara berlebihan.

Tepat menggunakan skema permainan. Hal yang penting sehingga efisiensi dan efektifitas bisa tercipta.  Waktu singkat dan padatnya  jadwal sangat penting memiliki skema permainan yang terbaik melawan tim yang berbeda. Memang tidak mudah menguasi banyak sistem games yang harus dimainkan.

Fokus pada hasil, soal indah, menarik itu bonus. Pragmatisme dalam kompetisi yang singkat dan padat begini tidak menjadi soal sebenarnya. berbeda jika liga yang berjalan berbulan-bulan. Konsep indah ala  Belanda misalnya toh belum menghasilkan sebagaimana mestinya. Perancis toh bisa bermain cukup menarik, meskipun Belgia sempat meradang karenanya, toh piala mereka dapatkan dan Belgia frustasi. Indah dan menarik memang bagus, namun toh tidak segalanya.

Kerja tim, bukan kebintangan, bintang mau mengalah, menyesuaikan, dan tim yang menjadi utama. Hal yang penting bagaimana Kroasia mengalami hal tersebut. Pun pemain bulu tangkis sekelas Markus-Kevin kalau tidak hati-hati bisa merugikan bagi target negara. Mereka mudah diprovokasi lawan dan medali di depan mata bisa lepas. Nah Perancis ternyata memainkan kolektivitas ini, sehingga mereka bisa mendapatkan dua bintang di dada. Oliver Giroud tidak menjadi pendulang gol meskipun posisinya penyerang, ia mau mengalah  untuk memberikan peluang bagi pemain lain mencetak gol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun