Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cawapres Menit Terakhir dan Opor Lebaran Paling Tidak Nikmat

20 Juni 2018   09:14 Diperbarui: 20 Juni 2018   09:26 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kedua koalisi ini sama-sama menunggu padawaktu akhir untuk  mengumumkan siapa kandidat yang akan diusung di pilpres mendatang. Berbagai pihak tentu saja tidak nyaman dengan keadaan  ini, serba ragu dan was-was.  Bisa jadi ini Lebaran dengan opor ataupun rendang yang paling tidak nikmat, bukan soal rendang atau opornya, tapi  mengenai rasa dari dirinya yang membuat tidak enak.

Dulu, zaman Eyang Harto, kalau masa penyusunan kabinet, banyak orang yang menunggu telpon dari Cendana. Nah hal yang sama juga terjadi kali ini, siapa tahu ada panggilan dari Hambalang atau istana. Mau langsung menyatakan dukungan ke sebelah dengan sepenuh hati, eh jangan-jangan ditinggal, atau mau meninggalkan satunya, eh di sebelah juga tidak terpakai.

Tidak heran, masa Lebaran yang idealnya spiritualitas terjaga, silarurahmi penuh keikhlasan, pun masih diwarnai berbalas pantun, saling sindir, dan sebagainya. Sebenarnya sangat tidak elok dan tidak pantas. Justru oleh elit pelaku utamanya.

Salah satu elit Gerindra mengatakan kalau menunggu dari koalisi pendukung pemerintah untuk mengumumkan calonnya dulu. Penghormatan katanya, sebagai pemilik kepercayaan. Bahasa yang indah dan memang seharusnya demikian. Namun apakah seperti itu sepenuhnya? Susah melihat yang seperti nampaknya, ketika rekam jejak perilaku mereka akhir-akhir ini seperti itu.  Mereka sangat gamang, mereka paham dengan baik peta politik yang ada. Perhitungan matang dan cermat tetap mereka perlukan.

Persiapan mereka selama ini kurang, fokus hanya pada kritik yang tidak proporsional. Jadi mereka tidak cukup memiliki amunisi dan personal yang cukup mumpuni untuk bisa bersaing dengan baik. Kondisi demikian, mana enak makan opor atau rendang?

Kondisi ini juga masih separah dengan materi, soal personal, orang, dan kebersamaan yang sangat riskan. Tidak heran begitu banyak nama mengantre untuk bisa menjadi duet menjadi cawapres dan capres. Pun capresnya hingga kini belum jelas dan pasti. Masih menunggu, coba apa enak makan ketupat kalau keadaan tidak jelas. Sakit perut iya.

Posisi menunggu ini bukan barang mudah dan sepele, mengapa? Karena kondisi sangat dinamis dan bisa bak bola salju yang tidak terkendali.  Bisa dibayangkan, jika menit terakhir, sudah beberapa kali PDI-P mengambil langkah demikian. Apa yang perlu disikapi tidak bisa sesederhana yang  dinyatakan. Pengintaian tingkat tinggi tentu telah dilakukan, dan bisa saja tetap salah prediksi ataupun informasi.

Menarik hal ini, karena  beberapa hal:

Satu, bahwa siapa dan siapa yang akan diusung sangat belum jelas. Masih bisa siapa saja.  Memang sudah ada nama yang cukup jelas, Prabowo sebagai capres. Namun ini pun masih belum sepenuhnya pasti, masih bisa berubah. Beberapa pihak menyatakan harga mati, namun bukan elit yang sangat menentukan, sebatas pemuja semata.

Dua, jika nama untuk calon RI-1 sudah diputuskan, bisa juga menjadi polemik, tarik ulur, dan saling sikut untuk menjadi pendamping. Ingat begitu banyak nama yang berseliweran, berbagai partai bahkan bisa lebih dari satu nama. Apakah ini mudah untuk mengambil satu tanpa membuat yang lain meradang? Sangat sulit.

Tiga, bagaimana bisa bersaing dengan pihak lain, ketika di dalam pun belum ada satu suara bulat mau apa. Susah berharap  akan memberikan yang terbaik, jika berkutat di dalam untuk hanya sebatas kursi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun