Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Cinta Terlarang

28 April 2018   07:55 Diperbarui: 28 April 2018   09:02 34015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: www.sousou-diysign.de

Aku tidak tahu, perjumpaan di taman pagi itu selalu tergiang. Naksir, gak kelihatannya, tapi mosok sampai detail bajunya, cara dia memegang hape, cara dia pergi aku ingat. Juga pas ia memperkenalkan nama saja, di pertemuan itu aku hapal. Ada apa ini?

"Da, kamu lembur keuangan apa lagi, kog sering terlambat Misa?" sapa piko dengan lembut.

"Tidak Suster, semalam saya minum kopi dan he..he...tidak bisa tidur, waktu bangun jadi terlambat deh...." kataku.

"Nanti malam kita konferensi ya ada Rama Ignas, ahli Kitab Suci yang sedang singgah, ada waktu untuk kita lumayan lah," kata piko di akhir makan, yang biasanya diisi dengan pengumuman untuk acara komunitas.

Rama Ignas masih cukup muda, dua kelas di atas Paul ternyata, dia juga ikut karena diundang piko untuk datang. Toh mereka  kenal. Katanya ahli Kitab Suci, eh malah membahas jatuh cinta dalam hidup membiara.

Cinta dan jatuh cinta itu tidak dilarang, bukan juga dosa di dalam hidup membiara. Apa yang menjadi batu sandungan dan dapat jatuh di dalam dosa jika mengikuti itu dan memaksakan diri untuk eksklusif sebagaimana orang hidup berkeluarga. Aku seolah ditampar dan menjadi terjaga.

Jatuh cinta itu normal, berkat dari Allah, tidak ada yang bisa menolak, nah ketika jatuh cinta itu menjadi energi berbuat yang terbaik bagi pasien seperti panjenengan di sini, atau menjadi guru dengan sikap dan pemberian diri kepada murid seperti jika menghadapi yang kita cintai.

Cinta yang mengantar kepada Allah yang lebih intim dan dekat, .....

Aku sudah tidak dengar lagi apa yang Ignas katakan, aku penuh syukur, bahwa boleh menerima pencerahan dengan baik. Hidupku yang beberapa hari kacau karena sosok Paul, yang kini ada di pojok sana itu, berubah drastis.

Syukur pada-Mu Tuhan atas anugerah ini, terima kasih pula Engkau mengutus Ignas untuk memberikan teguran kepadaku dengan baik. Semoga perasaan, pengalaman, dan gerak hatiku ini semakin dekat kepada-Mu bukan sebaliknya menjauhkan diri dari-Mu.

*piko, pimpinan komunitas membiara

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun