Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kala "Pengibulan" Tidak Laku dan Lahirlah Pengharapan Politik Bermartabat

19 Maret 2018   15:51 Diperbarui: 19 Maret 2018   16:12 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kala "pengibulan tidak laku, lahirlah pengharapan politik bermartabat, mantan ketua umum PAN kembali berkata miring soal presiden. Kali ini sangat serius karena menggunakan kata pengibulan. Soal ini sudah biasa, sangat biasa apa yang ia ucapkan usai ditolak Pak Jokowi sekitar 2014 lalu. Tidak ada yang baru atau istimewa.

Jauh lebih menarik adalah apa yang menjadi reaksi dan tanggapan para politikus negeri ini, baik sisi pendukung presiden ataupun yang biasanya berseberangan dengan presiden. Dari sisi yang biasanya berbeda dengan presiden ada dua hal yang cukup menggembirakan, ternyata masih ada politikus bermartabat dan oposisi berkelas. Kritik boleh asal berimbang dan itu dilakukan dengan baik. Fadli Zon menyatakan, presiden bekerja sesuai dengan apa yang seharusnya, meskipun ada catatan. Ini baru bener bukan apa-apa salah.

PKS pun  setali tiga uang, menyatakan bahwa presiden sudah bekerja. Menarik apa yang dinyatakan, ini tentu politik rasional bukan emosional. Rasional ketika bisa mengatakan apa adanya. Yang dilakukan dengan baik ya apresiasi bukan malah dinegasi. Keren politik bermartabat yang dibangun. Emosional sangat tidak kontributif di dalam jalannya negara.

Hampir empat tahun jarang ada dua sumber keras pihak "oposisi" bisa bersuara sumbang atas dirijen dari sesepuh oposisi ini. Biasanya akan  lebih cenderung mengaminkan atau melebaykan bahkan. Syukur bahwa di penghujung ini mulai lahir pemikiran positif, kritik boleh dan harus namun bukan selalu salah tanpa adanya solusi.

Apa yang dinyatakan memang berlebihan, sehingga biasanya, barisan yang selalu mengekorpun memilih menepi dan mencari jalan sendiri bahkan membuat kuping lebih panas. Pernyataan yang serius bukan hanya omongan di pinggir kali yang tidak membawa konsekuensi.

Bangsa ini bangsa besar, bermartabat, dan memiliki begitu banyak keunikan dan kekayaan, mengapa harus dicerai-beraikan dengan kebencian, sakit hati, dan politik balas dendam. Model pengulangan yang tidak mendasar namun disukai, digaungkan, dan disebarluaskan oleh barisan yang sama.

Kejenuhan semoga sudah mulai melanda, sehingga apa yang diteriakan tidak lagi diteruskan oleh yang biasanya menyukai suara itu. Jika demikian, negara yang lebih aman, lebih baik, dan lebih fokus di dalam pembangunan bisa diharapkan.

Negara ini habis energinya hanya untuk memahami apa yang dikatakan SI A itu apa artinya. Si B itu arahnya ke mana. Saatnya berhenti, semoga hal ini menjadi titik balik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara lebih baik.

Apa sih untunya caci maki dan mengatakan yang sering kelewatan demikian. Bolehlah kalau memang mendasar dan memang demikian adanya. Memang banyak kekurangan, lucunya yang disikat justru yang hasilnya jelas, baik, dan bermanfaat.

Kubu pendukung presiden pun bersikap cukup bijak, ada yang mengatakan iri, ada yang mengatakan wah berlebihan, presiden pun akan tetap dengan modelnya. Mirip ketika dinyatakan tidak patut oleh mantan Gubernur Jateng dulu, tidak ada sikap berlebihan.

Pilihan menghadapi dengan kepala dingin membantu memberikan elajaran politik yang elegan. Politik yang bermarbat. Tidak perlu melaporkan ke polisi dengan alasan pencemaran nama baik segala. Nama baik tidak akan cemar hanya kata-kata semata, apalagi jelas terbaca karena kebencian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun